Menteri Ara Siap Di-reshuffle jika Program 3 Juta Rumah Macet Tahun Ini
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait menyatakan, kesiapannta untuk diganti atau di-reshuffle jika program 3 juta rumah yang diampunya tidak berjalan mulus tahun ini.
Mulanya, pria yang akrab disapa Ara itu memaparkan sejumlah pemerintah daerah (pemda) yang belum menjalankan surat keputusan bersama (SKB) 3 menteri tentang pembebasan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), mempercepat proses pelayanan pemberian izin pembangunan persetujuan bangunan gedung (PBG) bagi MBR paling lama 10 hari kerja serta segera menetapkan peraturan daerah (perda) mengenai pembebasan retribusi PBG dalam waktu sebulan ke depan.
Baca Juga
Pertemuan Konsumen Meikarta dan Lippo, Dibuka Menteri Ara dan Ditutup dengan Doa James Riady
“Dari 509 Kabupaten/Kota itu, untuk BPHTB yang baru ngeluarin 482 (Kabupaten/Kota), berarti sudah 94%. Kalau PBG 469 dari 509 (Kabupaten/Kota), berarti 92%. Memang masih ada 5-6% lagi yang belum keluar,” kata Ara saat rapat kerja bersama Komisi V DPR pada Rabu (30/4/2025).
Ara mengaku masih terus berusaha untuk menggerakkan kepala daerah di seluruh Indonesia untuk segera menjalankan SKB 3 menteri tersebut. Menurutnya, pelaksanaan SKB ini penting untuk menyejahterakan rakyat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Ini perintah Presiden Prabowo, kasih karpet merah kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Ya saya pikir, kan BPHTB gratis, PBG gratis dan cepat,” tegasnya.
Dikatakan Ara, Kementerian PKP telah membagi porsi tugas ke masing-masing direktorat jenderal untuk mewujudkan program perumahan di perkotaan, perdesaan, hingga pesisir. Ara pun menyatakan siap untuk diganti atau di-reshuffle bila target program 3 juta rumah di tahun ini belum bisa tercapai.
Baca Juga
Menteri Ara Bakal Bertemu Dedi Mulyadi, Bahas Penataan Lahan Perumahan Jawa Barat
“Presiden targetkan saya 3 juta (rumah), semua pikiran, energi, akses saya, saya berikan itu untuk kejar target itu. Kalau saya tidak berhasil, ya risiko Pak. Mungkin saya di-reshuffle, harus siap. Tetapi saya tidak mau di-reshuffle karena sebuah korupsi, karena tidak bekerja keras. Enggak apa-apa, itu risiko sebagai anak buah, kalau pada waktunya memang saya tidak berhasil, tenang saja, saya siap,” tegasnya.

