Meski Laba Melesat, Sinar Terang (MINE) Pilih Tak Bagikan Dividen, Ini Alasannya
JAKARTA, investortrust.id – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun 2024, meskipun laba bersih mengalami peningkatan pesat sebanyak dari Rp 218,10 miliar menjadi Rp 306,14 miliar.
Direktur Utama MINE Ivo Wangarry mengutarakan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Selasa (10/6/2025), pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp 306,5 miliar untuk dana cadangan dan laba ditahan.
"Perseroan belum membagikan dividen tahun buku 2024, karena kami masih fokus untuk memperkuat fundamental dan mendukung ekspansi bisnis perseroan," kata Ivo dalam paparan publik di Jakarta, Selasa, (10/6/2025).
Baca Juga
Dua Bulan Masuk Bursa , Sinar Terang (MINE) Serap Dana IPO Saham Segini
Meskipun dividen belum dibagikan tahun ini, dia mengatakan, MINE tetap berkomitmen untuk mengkaji kebijakan dividen secara berkala ke depan, seiring dengan penguatan kinerja keuangan dan hasil ekspansi yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang, MINE terus memperluas portofolio proyek dan meningkatkan daya saing di industri jasa pertambangan. Salah satu fokus utama adalah membangun basis klien yang lebih luas serta menjaga kemitraan strategis yang sudah terjalin.
“Perluasan proyek adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan usaha. Kami menyadari pentingnya membangun basis klien yang lebih luas agar lebih adaptif terhadap dinamika industri. Kami tetap berkomitmen menjaga hubungan profesional yang solid dengan mitra yang sudah ada, sambil membuka peluang kemitraan baru,” ujarnya.
Baca Juga
Usai Resmi Listing Saham, Sinar Terang (MINE) Agresif Tambah Alat Berat untuk Hilirisasi Nikel
Sebagai wujud konkret dari strategi tersebut, saat ini STM telah dipercaya menangani proyek-proyek besar seperti PT Weda Bay Nickel dan PT Hengjaya Mineralindo.
Terbaru, Perseroan juga tengah menjalin kerja sama strategis dengan PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) untuk jasa kontraktor tambang dan pengangkutan (hauling). Langkah ini mencerminkan fokus Perseroan dalam membangun portofolio proyek yang terdiversifikasi dan berpotensi memberikan kontribusi jangka panjang terhadap kinerja keuangan Perseroan.
Untuk mendukung kelancaran operasional di berbagai proyek strategis, Perseroan saat ini mengoperasikan hampir 1.000 unit alat berat beserta peralatan pendukung lainnya. Seiring rencana ekspansi yang berkelanjutan, jumlah ini akan terus bertambah. Sebagai bagian dari strategi penguatan armada, Perseroan telah mengalokasikan belanja modal pada tahun 2025 yang difokuskan untuk pengadaan alat berat baru.
“Kapasitas alat berat menjadi salah satu tulang punggung operasional kami. Investasi pada armada adalah bagian dari upaya menjaga efisiensi dan produktivitas kerja di tengah tingginya permintaan jasa pertambangan nasional. Dengan demikian dapat menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” tutup Ivo.

