Triputra Agro (TAPG) Merogoh 93% Laba Bersih 2024 untuk Dividen, Ini Alasannya
JAKARTA, investortrust.id – PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) merogoh 93% laba bersih periode 2024 untuk dibagikan sebagai dividen tunai. Jumlah ini setara Rp 3 triliun atau Rp 152 per saham yang terbagi atas Rp 76 per saham atau Rp 1,5 triliun sebagai dividen interim dan sisanya sebagai dividen final.
Dividen interim TAPG telah dibagikan pada November 2024. Sedangkan dividen final yang juga telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), baru akan dibagikan pada 22 Mei 2025.
Manajemen menetapkan jadwal periode cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 7 Mei 2025. Sedangkan tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi adalah 8 Mei 2025.
Baca Juga
Triputra Agro (TAPG) Cetak Lonjakan Laba Atribusi 94% di 2024, Nilainya Jadi Segini
Selanjutnya, tanggal cum dividen di pasar tunai akan dilaksanakan pada 9 Mei 2025. Sementara, jadwal ex dividen di pasar tunai ditetapkan pada 14 Mei 2025.
Pemegang saham yang berhak atas dividen tunai tersebut adalah mereka yang masuk dalam daftar pemegang saham (DPS) atau recording date pada 9 Mei 2025 pukul 16:00 atau penutupan perdagangan di bursa.
“Pembayaran dividen dan pencatatan saham di bursa, 22 Mei 2025,” tegas manajemen TAPG, dikutip dari keterbukaan informasi pada Jumat (9/5/2025).
Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,12 triliun atau naik 87,82% (yoy).
Baca Juga
Prabowo Resah dengan Aksi Premanisme Berbaju Ormas yang Ganggu Investasi
Direktur Utama Triputra Agro Persada Tjandra Karya Hermanto menjelaskan, dividen besar yang dibagikan dari hampir seluruh keuntungan tahun lalu, dilatarbelakangi oleh arus kas 2025 yang relatif stabil.
Pada 2024, pertumbuhan laba bersih perseroan jauh melebihi kenaikan pendapatan sepanjang tahun lalu yang hanya berkisar 16,16% (yoy) menjadi Rp 9,67 triliun. Kemudian, bertambahnya total pendapatan Triputra Agro Persada justru diiringi penurunan beban pokok penjualan sebesar 2,61% (yoy) menjadi Rp 5,94 triliun.
Corporate Secretary TAPG Joni Tjeng menjelaskan, lonjakan laba bersih 2024 dikontribusi oleh peningkatan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), inti sawit (palm kernel/PK), hingga minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO).
Dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu, Tjandra menegaskan komitmen perseroan untuk terus memperkuat fondasi bisnis guna mengembangkan usaha secara bertanggung jawab, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
Baca Juga
Harga Terkoreksi, Kinerja Ekspor CPO dan Batu Bara Rontok pada Maret 2025
“Kami percaya bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai dengan mengedepankan continuous improvement, memperhatikan keseimbangan lingkungan, serta membangun hubungan yang erat dengan para pemangku kepentingan. TAPG berkomitmen mewujudkan misinya sebagai Green Plantation for a Better Quality Life,” ujarnya.
Komitmen keberlanjutan perseroan tercermin dari berbagai upaya strategis yang selaras dengan amanat Asta Cita Pemerintah, salah satunya akan dilakukan melalui program renovasi rumah dan penyediaan fasilitas sanitasi agar rumah layak huni.
Menurut Tjandra, hunian dan ketersediaan sanitasi yang layak merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat meraih kualitas hidup yang lebih baik. Tahun lalu, perseroan telah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat di sana.
Selain itu, perseroan juga telah berpartisipasi dalam program penanaman jagung serentak satu juta hektar dan penanaman padi di lahan kering. Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat sistem ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung swasembada pangan.

