Dijuluki Sebagai Aset Emas Digital, Pertumbuhan Jumlah Investor Kripto Kian Pesat
JAKARTA, investortrust.id – Harga aset kripto yakni Bitcoin disebut-sebut masih memiliki peluang besar untuk bertumbuh, bahkan diprediksi mampu menyamai aset emas dalam jangka panjang.
“Peluangnya itu masih sangat besar. Ada istilah Bitcoin adalah digital gold atau masa depannya, itu mungkin akan bisa menggantikan atau menyamai investasi emas,” ujar Chief Marketing Officer (CMO) PT Pintu Kemana Saja (PINTU) Timothius Martin dalam Investortrust Goes To Campus: ‘Financial Literacy on Crypto’ di Auditorium Universitas Bakrie, Senin (2/6/2025).
Dilihat dari pertumbuhan jumlah investornya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga April 2025 total investor kripto di dalam negeri mencapai 14,16 juta pelanggan. Jumlah tersebut naik 3,28% dibandingkan bulan Maret 2025 yang tercatat 13,71 juta konsumen. Angka ini melampaui jumlah investor emas yang diprediksi ada di kisaran 10 juta investor.
“Jadi pertumbuhannya itu sangat rapid sekali. Antara jumlah investor kripto, saham, dan emas itu sangat jauh lebih cepat kripto,” imbuh Timo biasa ia disapa.
Baca Juga
Gencarkan Edukasi Kripto di Kampus, PINTU Ajak Mahasiswa Tingkatkan Literasi Sebelum Investasi
Sedangkan di taraf global, jumlah investor kripto telah mencapai 6% populasi dunia atau sekitar 500-600 juta orang pernah berinvestasi di kripto atau Bitcoin. Jumlah ini juga diklaim masih jauh lebih besar dari total orang yang pernah berinvestasi di saham secara global.
Timo menilai, hal tersebut dilatarbelakangi kemudahan akses investasi kripto yang umumnya telah berada dalam genggaman atau dijangkau menggunakan telepon genggam (handphone/HP). Dengan kemudahan teknologi ini, kripto juga banyak digemari kaum muda, termasuk Generasi Z yang dianggap memiliki selera risiko yang lebih tinggi dibandingkan generasi yang lebih tua.
“Tadi juga sudah saya sampaikan beberapa kali, do your own research (dyor) jangan pernah ikut-ikutan influencer atau lain-lain,” imbuhnya.
Namun dilihat jumlah kapitalisasi pasarnya, saat ini porsi investasi Bitcoin baru mencapai US$ 2 triliun atau 10% dari kapitalisasi pasar emas yang sudah sebesar US$ 20 triliun.
“Jadi kalau kita percaya bahwa Bitcoin itu adalah the future of gold, digital gold, masih sangat besar ceiling-nya, masih sangat tinggi,” ujar Timo.
Baca Juga
PINTU Tingkatkan Komisi Referral Program, Perluas Akses Investasi Kripto di Indonesia
Lebih rinci, ia memprediksi 5-10 tahun mendatang, mahasiswa yang mendapat literasi keuangan tahun ini akan bekerja dan otomatis memiliki penghasilan, serta dana untuk berinvestasi. Mereka diproyeksi akan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berupa kripto dibandingkan emas. Di saat itulah persaingan ketat antara Bitcoin dan emas baru terbentuk.
“Tetapi kalau ditanya sekarang, apakah bisa melebihi emas, dalam waktu dekat mungkin jawabannya belum. Namun dilihat dari growth rate-nya, perkembangannya, penggunanya, investornya jauh lebih cepat tumbuhnya kripto dibandingkan emas,” pungkasnya Timo.
Namun ia mengakui bahwa pergerakan harga Bitcoin dan kripto lebih volatil dibandingkan emas yang lebih stabil. Namun pemodal yang lebih oportunis dengan target imbal hasil lebih tinggi, umumnya tetap kripto, terutama token-token altcoins yang risikonya lebih rendah dari Bitcoin.
“Disitulah jawabannya, mungkin Bitcoin yang paling mendekati seperti emas. Makanya dibilang seperti emas digital,” ujarnya.

