Harga Bitcoin Memasuki Era "All Time High", Sudah Terlambat Untuk Investasi?
JAKARTA, investortrust.id – Aset kripto berupa Bitcoin sempat memasuki era harga tertingginya sepanjang masa atau all time high (ATH) mendekati US$ 112.000 atau Rp 1,82 miliar per koin pada 22 Mei 2025. Pada fase ini, apakah masyarakat yang tertarik berinvestasi Bitcoin, sudah terlambat membeli?
Menurut Chief Marketing Officer – Marketing & Community PINTU Timothius Martin, tidak pernah ada kata terlambat untuk berinvestasi Bitcoin. Meski saat ini harga koin kripto nomor wahid tersebut masih mendekati level ATH karena masih menembus di atas US$ 100.000 atau melampaui Rp 1,863 miliar per koin.
Menilik data Coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC) pada Rabu (4/6/2025) pagi berada di level US$ 105.418 per koin, mencatatkan kenaikan 11,67% dalam satu bulan terakhir. Kenaikan ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni US$ 2,09 triliun, meski mengalami penurunan tipis sebesar 0,45% dalam 24 jam terakhir.
Volume perdagangan harian Bitcoin tercatat sebesar US$ 46,11 miliar, turun 1,01%, dengan rasio volume terhadap kapitalisasi pasar sebesar 2,2%. Sementara itu, Fully Diluted Valuation (FDV) Bitcoin tercatat mencapai US$ 2,21 triliun. Saat ini, suplai maksimal Bitcoin tetap di angka 21 juta BTC, dengan total suplai tercatat 19,87 juta BTC dan suplai yang beredar (circulating supply) sudah mencapai 19,87 juta BTC.
Baca Juga
Bitcoin Konsolidasi Usai Cetak Rekor Tertinggi, Ethereum Melejit 40% Disokong Arus Masuk ETF
“Masuk ke Bitcoin itu tidak pernah ada yang terlambat, tetapi hati-hati, selalu hati-hati,” tegas Timo biasa ia disapa dalam Investortrust Goes To Campus: ‘Financial Literacy on Crypto" di Auditorium Universitas Bakrie, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Ia menjelaskan, aset apapun yang mendekati level all time high, pasti mengalami koreksi. Sebab, umumnya investor yang telah memiliki aset tersebut, telah mengakumulasi kepemilikannya saat harga belum menyentuh ATH.
Sehingga saat harga tertinggi suatu aset tercapai, maka banyak investor merealisasikan keuntungan dari kenaikan harga tersebut dengan cara menjual aset. Saat penjualan Bitcoin terjadi pada aksi ambil untunng (profit taking), harga aset ini otomatis mengalami koreksi.
“Tetapi peluangnya itu masih sangat besar, ada istilah Bitcoin itu adalah digital gold. Namun ingat, do your own research (DYOR), jangan pernah ikut-ikutan influencer atau lain-lain,” ucap Timo, mengingatkan mahasiswa yang menjadi audiens dalam acara Senin sore lalu.
Baca Juga
PINTU Tingkatkan Komisi Referral Program, Perluas Akses Investasi Kripto di Indonesia
Pintu Kemana Saja
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) bekerja sama dengan Investortrust dan didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar literasi keuangan di Universitas Bakrie untuk memperkenalkan salah satu produk investasi yakni kripto.
Timo sempat menjelaskan bahwa nama PT Pintu Kemana Saja, dipilih karena kripto kerap dianggap sebagai dunia baru yang terdengar sangat kompleks untuk dimengerti. Sehingga nama ini digambarkan sebagai tempat masuk investor untuk mulai mengenal kripto.
Dia bercerita bahwa terkadang, laman resmi platform investasi kripto di luar negeri dipenuhi dengan angka dan grafik sehingga terkesan menakutkan. Namun Pintu membuat tampilan website dan aplikasi yang lebih menarik, bahkan menyiapkan wadah atau informasi-informasi seputar kripto untuk dipelajari calon investor secara gratis.
“Harapannya selain investasi, kita bisa lihat kegunaan kripto yang bisa menjadi sebuah pintu masuk ke mimpi-mimpi dan inovasi lainnya,” ucap Timo.

