main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. market

IHSG Terkoreksi Tiga Hari Beruntun, Tren Penguatan Berakhir?

 

JAKARTA, investortrust.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali mencatatkan penurunan pada perdagangan Selasa (3/6/2025) sebanyak 20,25 poin (0,29%) ke level 7.044,82, melanjutkan tren penurunan dalam dua hari sebelumnya. Bahkan, indeks sempat menembus ke bawah level 7.000 intraday akibat peningkatan tekanan jual.

 

Begitu juga dengan pemodal asing kembali merealiasikan penjualan (net sell) saham senilai Rp 736,24 miliar atau melanjutkan net sell kemarin mencapai Rp 2,80 triliun. Tren penguatan indeks berakhir?

 

Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menilai pelemahan hari kedua pekan ini dipicu oleh kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri, khususnya rilis data ekonomi global yang mengecewakan dan aksi jual investor asing yang berlanjut.

 

Baca Juga

Istana soal Isu Prabowo Reshuffle Kabinet: Mungkin Saja Terjadi 

 

Dari sisi global, ujar Hendra, perhatian utama tertuju pada data indeks manufaktur China yang kembali kontraksi ke angka 48,3 pada Mei 2025, level terlemah sejak September 2022, ini menandakan masih lemahnya permintaan domestik dan ekspor China akibat efek lanjutan dari tarif dagang Amerika Serikat.

 

"Angka ini jauh dari ekspektasi pasar dan memperkuat kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia, sehingga menekan prospek ekspor dan harga komoditas global. Kondisi ini juga memperlemah sentimen di kawasan Asia, meskipun pasar saham Hong Kong dan Shanghai sempat rebound karena adanya optimisme fiskal lokal," tutur Hendra kepada investortrust.id Selasa, (3/6/2025).

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1741265036/investortrust-bucket/images/1741265043738.jpg
Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana ()
Source:

 

Dari dalam negeri, ia menyoroti, tekanan IHSG diperbesar oleh masih tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah. Referensi kurs JISDOR tercatat menguat tipis di 16.288, namun di pasar spot rupiah hanya terapresiasi 20 poin ke Rp 16.280 per dolar AS, menunjukkan masih lemahnya stabilitas kurs yang dikhawatirkan akan menambah tekanan terhadap neraca transaksi berjalan dan imported inflation.

 

"Dalam kondisi seperti ini, pelaku pasar mengantisipasi ruang gerak Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas moneter menjadi semakin terbatas, terlebih jika volatilitas eksternal kembali meningkat akibat ketidakpastian arah kebijakan suku bunga global dan tensi geopolitik," terang dia.

 

 

Prediksi IHSG

Sedangkan dari sisi teknikal, Hendra memproyeksikan, IHSG saat ini bergerak di bawah rata-rata pergerakan 50 harian (MA50) dan mendekati level support penting di 6.950, apabila ditembus berpotensi memicu koreksi lanjutan menuju area 6.800–6.850 sebagai support mayor.

 

Sementara itu, resistance jangka pendek berada di kisaran 7.200, dan baru dapat dikonfirmasi bullish reversal, apabila IHSG mampu bertahan dan breakout di atas area ini secara konsisten disertai volume.

 

Baca Juga

Pelemahan 4 Saham Big Bank Tekan IHSG, Intip kembali Target Harga BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI  

 

Terkait berlanjutnya aksi jual saham oleh investor asing bernilai Rp 702 miliar, dia mengatakan, dipicu berlanjutnya penjualan saham bank besar, seperti BBCA, BMRI, dan UNTR menjadi target distribusi. "Hal ini mencerminkan sikap wait and see investor asing terhadap emiten big cap berbasis perbankan dan sektor pertambangan yang terdampak volatilitas harga komoditas," ucap Hendra.

 

Sebaliknya, terdapat juga saham yang justru mendapat aliran dana asing positif, seperti ANTM naik 1,2%, PGAS naik 1,9%, dan PSAB melesat 24,6%) yang menjadi top gainer, terutama karena ekspektasi penguatan harga komoditas energi dan emas.

 

"Sektor yang paling terpukul hari ini adalah IDXINDUS (industri dasar), sejalan dengan tekanan pada saham-saham seperti TPIA dan ASII, sementara sektor IDXTRANS justru mencatat penguatan tertinggi, menunjukkan rotasi sektoral ke sektor transportasi dan logistik yang lebih resilien terhadap pelemahan global," tuturnya.

 

Saham Pilihan

Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif ini, Hendra mengungkapkan terdapat sejumlah saham yang layak dicermati karena secara teknikal dan fundamental memiliki katalis positif. Saham BRPT direkomendasikan beli (buy) dengan target Rp 1.400 karena potensi perbaikan kinerja dari anak usaha di sektor energi dan petrokimia, serta adanya pemulihan margin dari harga input yang lebih rendah. Adapun saham RAJA juga menarik dengan target Rp 2.800 seiring prospek permintaan gas industri yang mulai meningkat dan stabilnya harga gas domestik.

 

Sementara itu, Hendra menyebut saham MBMA menjadi pilihan di sektor tambang hijau dengan target Rp 400, didukung prospek jangka panjang dari transisi energi dan pengembangan baterai kendaraan listrik. Di sektor semen, saham SMGR menarik dengan target Rp 2.960, seiring ekspektasi peningkatan realisasi proyek infrastruktur dan pembangunan IKN yang terus berlanjut.

 

"Saham-saham ini selain menunjukkan kekuatan relatif terhadap IHSG juga memiliki daya tarik dari sisi valuasi dan akumulasi investor institusi," pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

  • IHSG Terkoreksi Tiga Hari Beruntun, Tren Penguatan Berakhir?

    03/06/2025, 13.37 WIB
  • IHSG Anjlok1,42% hingga Patahkan Tren Penguatan Delapan Hari Beruntun, Faktor Ini Jadi Pemicu  

    08/05/2025, 13.29 WIB
  • Antam (ANTM) Akhirnya Terjungkal, tapi Asing Tetap Borong, Tren Penguatan Berakhir?  

    08/05/2025, 11.13 WIB
  • Saham Emiten Emas ANTM dan HRTA Terkoreksi Dua Hari Beruntun, Begini Pandangan Analis  

    15/05/2025, 08.42 WIB
  • IHSG Ditutup Melesat 17,72 Poin, Penguatan Tiga Hari Beruntun  

    30/04/2025, 09.12 WIB

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss