OJK Ungkap 565 Emiten Sukses Cetak Laba di Kuartal I-2025, Tiga Sektor Ini Mendominasi
JAKARTA, investortrust.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap sebanyak 565 emiten berhasil mencatatkan laba hingga kuartal I-2025. Data tersebut diambil dari 754 emiten yang sudah merilis laporan kinerja keuangan kuartal I-2025 (LK TW-I).
Hingga 8 Mei 2025, dari total 909 emiten yang diwajibkan melaporkan kinerjanya, tercatat sebanyak 754 emiten telah memenuhi kewajiban penyampaian laporan kinerja keuangan kuartal I di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
Saham 4 Bank Besar Ini Anjlok Sesi I, Simak kembali Target Harganya
"Dari jumlah emiten yang telah menyampaikan LK TW-I 2025 tersebut, sebanyak 565 emiten telah membukukan laba dan 189 emiten tercatat mengalami kerugian," kata Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam keterangannya Senin, (2/6/2025).
Tak hanya dari sisi laba rugi, kinerja tahunan (year-on-year/yoy) juga menunjukkan tren yang membaik. Inarno mengungkapkan, sebanyak 416 emiten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan kuartal I-2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menjadi sinyal positif bahwa pelaku usaha mulai mampu untuk beradaptasi dengan berbagai tantangan ekonomi yang terjadi sejak tahun lalu.
Sedangkan dari sisi sectoral, dia mengatakan, tiga sektor utama yang menunjukkan peningkatan kinerja paling signifikan. Ketiga sektor ini menjadi tulang punggung dalam menopang kinerja pasar modal sepanjang triwulan pertama tahun ini.
Baca Juga
OJK Ungkap 5 Perusahaan Lighthouse Siapkan IPO Saham, Satunya Anak Usaha Chandra Asri (TPIA)
"Sektor financial menempati posisi teratas dengan 65 emiten yang berhasil mencetak pertumbuhan, disusul sektor consumer non-cyclical dengan 63 emiten, serta sektor consumer cyclical sebanyak 57 emiten," jelas Inarno.
Dengan lebih dari separuh emiten mencetak pertumbuhan laba dan kinerja tahunan, pelaku pasar kini memiliki sentimen positif baru untuk dijadikan acuan investasi. Namun, investor diminta untuk tetap mencermati sektor-sektor lain yang masih mencatatkan kerugian agar dapat menyusun strategi portofolio yang lebih cermat di kuartal-kuartal berikutnya.

