Danantara Diusulkan Bentuk Cadangan Strategis Bitcoin, Begini Tanggapan OJK
JAKARTA, investortrust.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi usulan adanya pembentukan cadangan strategis Bitcoin oleh Badan Penanaman Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah. Usulan itu disampaikan dari salah satu pedagang aset kripto di Tanah Air, Triv dalam acara yang digelar Investortrust baru-baru ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi, Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi mengungkapkan, usulan tersebut mencerminkan antusiasme dari pelaku industri aset kripto nasional terhadap pengembangan ekosistem keuangan digital di Tanah Air.
“Tentu kami dalam posisi sangat menghargai adanya usulan yang tampaknya cukup inovatif dan dimunculkan dari salah satu pedagang aset digital domestik,” ujarnya, menjawab pertanyaan Investortrust, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) April 2025, Jumat (9/5/2025).
Menurut Hasan, usulan tersebut tak hanya dilihat sebagai upaya diversifikasi aset, tapi juga sebagai langkah potensial untuk penguatan nilai tukar rupiah. Meski begitu, OJK menekankan bahwa setiap kebijakan investasi pada lembaga negara harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan berpedoman pada kerangka hukum yang berlaku.
“Tentu Danantara sebagai badan pengelola investasi negara memiliki tanggung jawab untuk mengelola kekayaan negara dengan mengedepankan prinsip kehatian-hatian, tentu dengan tata kelola yang baik juga dan manajemen risiko yang memadai dan efektif,” katanya.
Baca Juga
Cadangan Bitcoin di Bursa Capai Titik Terendah dalam Tujuh Tahun, Penerimaan Institusional Melonjak
Hasan menyarankan, jika Danantara ingin mengeksplorasi aset digital, pendekatan yang lebih tepat saat ini adalah dengan mendukung pengembangan ekosistem teknologi keuangan melalui investasi strategis, termasuk dalam proyek-proyek tokenisasi aset dunia nyata (real world asset) yang memiliki underlying kuat dan manfaat ekonomi yag lebih terukur.
Ke depan, lanjut dia, OJK akan terus berperan aktif dan terus mendampingi berbagai lembaga keuangan, termasuk Danantara, untuk dapat berkontribusi langsung dalam mengembangkan inovasi keuangan digital di Indonesia.
“Dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, mencegah adanya gangguan atas stabilitas sistem keuangan nasional, dan tentu juga mitigasi risiko, mengedepankan praktik market conduct yang baik dan pelindungan konsumen,” ucap Hasan.
Salah Satu Solusi
Founder & CEO Triv Gabriel Rey mengusulkan pemerintah melalui BPI Danantara untuk mempertimbangkan pembentukan cadangan strategis dalam bentuk Bitcoin (strategic Bitcoin reserves) sebagai upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah.
“Saya melihat yang paling butuh diperbaiki itu sebenarnya ketahanan rupiah kita. Karena rupiah kita ini kalau divaluasi terhadap mata uang apapun itu drop-nya lumayan,” ujarnya, dalam diskusi bertajuk ‘Cryptocurrency: 2025 Beyond Borders Next-Gen Solutions for Global Transactions’ yang digelar Investortrust, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Rey membandingkan pengalamannya pada 2019 hingga 2020 ketika menjalankan bisnis di Vietnam, di mana nilai rupiah saat itu dua kali lebih tinggi dari mata uang dong. “Jadi saya bawa Rp 1 juta ke sana, di sana jadi Rp 2 juta. Jadi orang Indonesia dulu ke Vietnam itu jadi orang kaya. Dan sekarang kalau ke Vietnam, uang kita sudah enggak dua kali nilainya, hanya plus 20% doang,” sambungnya.
Menurutnya, pemerintah melalui Danantara perlu membentuk cadangan strategis non konvensional dan tidak hanya bergantung pada surat utang atau intervensi pasar modal melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Danantara mungkin harus punya strategic Bitcoin reserve seperti negara-negara lain. Tujuannya, ketika dibutuhkan intervensi terhadap rupiah, ini enggak bergantung cuma pada surat utang negara,” kata Rey.
Ia mencontohkan, langkah Cina yang memanfaatkan cadangan Bitcoin-nya untuk mendukung strategi nilai tukar yuan-nya. Saat ini Cina menjadi negara terbesar kedua yang punya cadangan Bitcoin setelah Amerika Serikat (AS), dengan nilai hingga 195.000 Bitcoin.
“Kemarin ketika mereka mau melemahkan yuan-nya untuk mengurangi tarif, mereka pakai strategi ini,” ucap Rey.
“Mungkin yang bisa diberikan masukan kepada pemerintah, ya siapa tahu, pemerintah juga mau mengikuti jejak-jejak negara yang sudah maju di luar. It's just one of my point of views,” katanya.
Baca Juga
Cadangan Bitcoin AS Jadi Sinyal Positif bagi Regulasi Kripto Indonesia?
Masih dalam acara yang digelar Investortrust, secara terpisah, Pakar Digital Anthony Leong yang baru dilantik menjadi Ketua BPP Hipmi Bidang Sinergitas BUMN, Danantara dan BUMD mengusulkan langkah strategis untuk melakukan terobosan dalam melunasi utang Indonesia yang mencapai Rp 8.000 triliun.

