IHSG Akhirnya Jatuh 1,42% Usai Melesat Delapan Hari Beruntun, Lima Saham Ini Tetap Perkasa

 

JAKARTA, investortrust.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/5/2025), dilanda aksi ambil untung (profit taking) hingga picu koreksi sebanyak sebanyak 1,42% menjadi 6.827. Ini merupakan penurunan pertama dalam sembilan hari transaksi terakhir.

 

Penurunan indeks dipicu atas kejatuhan mayoritas sektor saham, seperti sektor material dasar 2,09%, sektor property 2,52%, sektor teknologi 1,72%, sektor keuangan 1,14%, dan sektor infrastruktur 1,37%. Sebaliknya kenaikan lebih dari 1% melanda saham sektor kesehatan dan transportasi.

 

Baca Juga

BI Ingin Tambah Likuiditas di Pasar, Berencana Kurangi Outstanding SRBI

 

Penurunan indeks juga dipicu atas pelemahan hampir seluruh saham emiten big cap, seperti BBCA, BREN, TPIA, BBRI, AMMN, dan BMRI. Paling dalam melanda saham emiten perbankan, sebaliknya BBTN justru berhasil torehkan lompatan harga hingga 10%.

 

 

Meski IHSG anjlok , dua saham ditutup melesat hingga auto reject atas (ARA), yaitu  saham pendatang baru yang listing hari ini di BEI, PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH) naik 34,85% menjadi Rp 178 dan PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) menguat 34,33% menjadi Rp 90.

 

Penguatan pesat juga melanda saham PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) sebanyak 26% menjadi Rp 63, PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER) naik 24,62% menjadi Rp 81, dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) sebanyak 23,97% menjadi Rp 150. Sebaliknya penurunan tajam melanda saham PATR, PPRI, dan DMAS.

 

Baca Juga

Astra International (ASII) Tetapkan Dividen Final Rp 308 per Saham, Totalnya Segini

 

Kemarin, IHSG kembali naik atau menguat delapan hari beruntun sebanyak 28,02 poin (0,41%).  Sebaliknya investor asing menadak catatkan penjualan bersih (net sell) saham bernilai Rp 1,73 triliun dipicu crossing saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) di pasar negosiasi bernilai Rp 1,51 triliun.

 

Penguatan indeks kemarin ditopang kenaikan mayoritas sektor saham, seperti sektor material dasar 2,18%, sektor energi 0,98%, sektor teknologi 1,16%, sektor consumer primer 0,87%, sektor property 0,80%. Sebaliknya penurunan melanda saham sektor industry, infrastruktr, dan transportasi.