AS-Cina Negosiasi Perdagangan, Kurs Rupiah Lanjut Menguat
JAKARTA, investortrust.id - Kurs rupiah lanjut menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (11/06/2025) pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 11,5 poin (0,07%) ke level Rp 16.263 per dolar AS hingga pukul 10.30 WIB.
Menurut Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro, investor bersikap hati-hati menjelang laporan Indeks Harga Konsumen AS terbaru. Laporan itu dapat memberikan pandangan tentang dampak ekonomi dari penaikan tarif AS baru-baru ini.
"Pelaku pasar juga mencari kejelasan lebih lanjut tentang negosiasi perdagangan AS–Tiongkok. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pembicaraan berjalan 'sangat, sangat baik' yang menunjukkan diskusi dapat berlanjut hingga Rabu jika perlu," kata Andry dalam keterangan tertulis, Rabu (11/06/2025).
Baca Juga
DXY Dekati Level Terlemah
Sementara itu, indeks dolar (DXY) memangkas sebagian besar kenaikan sebelumnya dan diperdagangkan datar di sekitar level 99 pada hari Selasa, karena para pedagang menunggu hasil negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung antara AS dan Cina, yang sekarang memasuki hari kedua. Meskipun tidak ada terobosan besar yang dilaporkan setelah putaran pertama diskusi, para pejabat AS menyatakan optimisme atas negosiasi tersebut.
"Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pembicaraan berjalan dengan baik. Pembicaraan diperkirakan akan berlangsung sepanjang hari pada Selasa (waktu AS)," ujar Andry.
Baca Juga
AS vs China Bikin Investor Borong Emas, Harga Antam Naik Lagi
Investor juga menunggu data ekonomi utama, laporan Consumer Price Index (CPI) dan Producer Price Index (PPI). Indeks yang akan dirilis akhir minggu ini diharapkan dapat menjelaskan tekanan inflasi AS dan dampak yang lebih luas dari perang dagang yang sedang berlangsung.
Sementara itu, dolar tetap mendekati level terendahnya di bulan April — level terlemah sejak 2022 — di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari kebijakan perdagangan dan fiskal Presiden AS Donald Trump, yang telah menyebabkan peralihan dana dari aset AS. Pada Selasa, greenback menguat terhadap pound Inggris setelah data pekerjaan Inggris yang lebih lemah meningkatkan taruhan untuk pemangkasan suku bunga Bank of England (BoE).

