Kurs Rupiah Berpeluang Menguat usai Libur Panjang
JAKARTA, investortrust.id - Kurs rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pekan ini, setelah periode libur panjang memperingati Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah. Pada Kamis (05/06/2025) lalu, data Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat kurs rupiah menguat 28 poin (0,17%) ke level Rp 16.277 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang Sutopo Widodo, secara umum, sentimen pasar rupiah saat ini cenderung beragam. Ia mengungkap ada harapan penguatan rupiah terutama dari potensi penurunan suku bunga The Fed dan sentimen global yang membaik. Di sisi lain masih, ada kekhawatiran terkait kondisi ekonomi domestik dan dinamika geopolitik global yang dapat memicu pelemahan rupiah.
"Investor akan terus mengumpulkan rilis data ekonomi dari AS dan kebijakan moneter dari The Fed serta Bank Indonesia. Ini untuk mengetahui arah pergerakan rupiah ke depan," kata Sutopo saat dihubungi Investortrust, Senin (09/06/2025).
Baca Juga
Ytd, Rupiah Masih Melemah
Sutopo menambahkan, meski rupiah sempat menguat 1,16% dalam sebulan terakhir, mata uang Garuda masih melemah 0,24% sepanjang tahun ini. Rupiah pernah mencapai rekor terendah Rp 17.107 per dolar AS pada April lalu.
"Penguatan rupiah didorong oleh harapan penurunan suku bunga The Fed, akibat melemahnya data ekonomi AS. Ini mendorong potensi aliran modal masuk ke Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga
Bank Jatim (BJTM) Proyeksi Laba Naik Jadi 2,8 Kali Lipat, Raih Nominasi Best Bank
Presiden Komisaris HFX International Berjangka itu menuturkan, sentimen ini dibayangi oleh dinamika pasar global dan kebijakan Bank Indonesia yang terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah tekanan gejolak geopolitik dan dinamika kondisi ekonomi domestik. Sedangkan pada perdagangan Selasa (10/6/2025) esok hari, rupiah diprediksi diperdagangkan di rentang Rp 16.200 - Rp 16.350 per dolar AS.

