JAKARTA, investortrust.id - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati melakukan audiensi dengan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, buntut kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sempat terjadi di Provinsi Bengkulu. Dia berharap agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa depan.


Erika menegaskan, pertemuan ini merupakan bentuk sinergi dalam menjaga keandalan pasokan energi. “Kami bersama-sama membahas bagaimana agar ke depan persoalan pasokan BBM tidak terjadi lagi. Kita harus selalu berkoordinasi, jika terjadi kendala sekecil apa pun segera diinformasikan, sehingga kami bisa mitigasi resiko yang lebih besar,” kata Erika dalam keterangannya, Jakarta, dikutip Kamis (05/06/2025).

 

Baca Juga

Tekanan Global Berlanjut, Asing Jual SBN dan Saham

 


Sedimen Jalur Lintasan Kapal
Erika juga mengajak Pemerintah Provinsi Bengkulu turut serta melakukan pemantauan pendistribusian BBM subsidi dan BBM khusus penugasan. Ini juga mengingat sudah ada perjanjian kerja sama antara BPH Migas dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu.

 

Dalam kesempatan ini, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyambut baik pertemuan dengan BPH Migas dan berharap kejadian kelangkaan pasokan BBM tidak terulang lagi. Ia juga menekankan perlunya kerja sama antarpemangku kepentingan. “Mudah-mudahan ke depan, koordinasi jauh lebih baik untuk menghasilkan ketersediaan BBM yang lebih maksimal tentunya,” ujarnya.

 

Baca Juga

Dolar Loyo dan Geopolitik Memanas, Harga Emas Antam Makin Bersinar

 
Sebelum melakukan audiensi dengan Gubernur Bengkulu, Erika melakukan peninjauan ke Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu. Ia melihat secara langsung pengerukan sedimen di jalur lintasan kapal ke pelabuhan ini. 

 

Selama dua bulan terakhir kapal pemasok BBM tidak bisa bersandar di Pelabuhan Pulau Baai karena adanya pendangkalan alur masuk. Hal ini mengakibatkan terhambatnya kelancaran penyediaan BBM ke Bengkulu.

 

Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim telah berkoordinasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan mendorong percepatan pengerukan sedimen. Halim juga mengajak para pihak terkait untuk terus bersinergi agar dapat menyelesaikan permasalahan secepatnya

 

“Kami sangat apresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pelindo. Terutama mengatasi permasalahan yang ada saat ini, yaitu pendangkalan dan abrasi. Banyak pihak harus berkolaborasi. Ini satu hal yang luar biasa, kemajuan yang sudah dilakukan Pelindo. Ini harus diselesaikan secepatnya,” ucapnya.

 

General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu S Joko menyampaikan, pengerukan sudah berjalan sejak 2 Juni 2025. Ia memperkirakan dalam dua pekan ke depan, alur masuk pelabuhan Pulau Baai sudah bisa dilintasi oleh kapal pengangkut BBM.