Mei 2025 Diproyeksi Terjadi Deflasi
JAKARTA, investortrust.id - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2025. Dua tim ekonom dari Bank Mandiri dan Bank Permata memproyeksi terjadinya deflasi pada Mei 2025.
Tim ekonom Bank Mandiri menyebut deflasi yang terjadi pada Mei 2025 terjadi akibat turunnya harga pangan, khususnya cabai. Ini terjadi karena melimpahnya pasokan pascamusim panen dan normalisasi harga pasca-Idulfitri di seluruh harga pangan bergejolak.
“Kami perkirakan IHK akan mencatat deflasi bulanan sebesar -0,18% secara bulanan,” tulis tim ekonom Bank Mandiri, Jumat (30/5/2025).
Secara tahunan, inflasi umum diproyeksikan turun menjadi 1,8% secara tahunan pada Mei 2025. Angka ini turun dari inflasi pada April 2025 yang dicatat BPS sebesar 1,95% secara tahunan.
Tim ekonom Bank Mandiri melihat inflasi inti diproyeksi tetap stabil pada kisaran 2,5% secara tahunan. Kondisi ini mencerminkan permintaan dalam negeri yang moderat.
“Deflasi terjadi karena stabilitas pasokan pangan dan normalisasi permintaan pasca-Lebaran,” ucap mereka.
Baca Juga
Bos LPS Sebut Sejatinya Indonesia Tak Alami Deflasi di Januari – Februari 2026, Ini Alasannya
Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan deflasi diproyeksi berada pada kisaran -0,27% secara bulanan. Penurunan harga ini terutama didorong oleh normalisasi harga pangan pasca-Idulfitri, termasuk penurunan harga komoditas pangan seperti cabai merah dan cabai rawit.
“Komoditas pangan utama seperti beras dan produk unggas diperkirakan masih mencatatkan inflasi, namun dalam skala moderat,” ujar Josua.
Di luar kelompok pangan bergejolak, harga yang diatur pemerintah juga mengalami deflasi. Meskipun tidak sedalam kelompok pangan.
Kondisi ini, menurut Jousa, disebabkan oleh turunnya harga BBM non-subsidi akibat pelemahan harga minyak global di April serta penurunan tarif angkutan udara menyusul berakhirnya lonjakan permintaan saat Lebaran.
Secara tahunan , inflasi umum diperkirakan melandai menjadi sekitar 1,70% secara tahunan di Mei 2025 dari 1,95% secara tahunan di bulan sebelumnya. Inflasi inti, juga diproyeksikan turun tipis ke 2,43% secara tahunan dari 2,48% secara tahunan seiring dengan turunnya harga emas dalam negeri dan penguatan nilai tukar rupiah.
“Jika proyeksi ini terealisasi, maka tren penurunan inflasi tetap konsisten dengan tekanan harga yang rendah di semester I-2025. Secara kumulatif, inflasi sejak awal tahun hingga Mei diperkirakan baru mencapai 1,29% secara tahun berjalan, relatif rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” tulis dia.

