Menkeu: Deflasi Mei 2025 Tak Cerminkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025 tak mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat.
"Kalau lihat komponen inflasi, kalau deflasi ini kan karena kita mau melakukan diskon transportasi. Ini pasti menimbulkan deflasi, bukan karena daya beli masyarakat turun," kata Sri Mulyani saat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Baca Juga
IHSG Dibuka Rebound Tipis, Saham INRU Melesat Usai Unsuspend
Sri Mulyani beralasan bahwa pemerintah telah mengatur harga komoditas dan jasa tertentu sebagai bentuk intervensi sehingga memicu deflasi. Selain, diskon terhadap layanan transportasi serta pemerintah mengupayakan stabilitas harga pangan. "Harga beras turun nanti menimbulkan deflasi, kan bukan karena daya beli itu," ujar dia.
Seluruh pihak, menurut dia, perlu melihat data inflasi inti. Data inflasi inti kerap digunakan untuk melihat perubahan harga barang dan jasa yang tidak termasuk komoditas yang fluktuatif, seperti bahan pangan segar dan energi. Ini memberikan indikasi yang lebih stabil tentang daya beli masyarakat, karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga komoditas yang sifatnya sementara.
"Jadi kita pasti melihat dari komponen deflasi dari BPS, yaitu inflasi inti masih di sektiar 2%. Itu berarti ada kenaikan harga karena ada permintaan karena core inflation adalah berasal dari kenaikan harga akibat daya beli atau permintaan," jelas dia.
Baca Juga
Meski IHSG Memasuki Tekanan Jual, Analis Ungkap Sejumlah Saham Ini Layak Dilirik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya deflasi pada Mei 2025. Pada bulan tersebut deflasi tercatat sebesar 0,37% secara bulanan. Meski begitu, BPS menyebut terjadi inflasi sebesar 1,6% secara tahunan dan 1,19% secara tahun kalender.
“Tingkat inflasi pada Mei 2025 ini lebih dalam dibanding bulan Mei 2024,” kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Kelompok penyumbang deflasi terbesar yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Deflasi pada kelompok ini sebesar -1,4% secara bulanan dengan andil deflasi sebesar -0,41% secara bulanan.

