Harga Batu Bara RI Akhir 2025 Diproyeksi Terjun ke US$ 110, Ini Analisisnya
JAKARTA, Investortrust.id - Harga batu bara acuan (HBA) Indonesia hingga akhir 2025 diperkirakan akan mencapai US$ 110 per ton atau turun dibandingkan akhir 2024 sebesar US$ 122.
"Indeks harga batu bara sampai akhir 2025 diproyeksikan sekitar US$ 110 per ton," kata Ketua Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo saat dihubungi Investortrust.id, Sabtu (31/5/2025).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan HBA penjualan batu bara untuk periode kedua Mei 2025 mencapai US$ 110 atau turun dibandingkan periode pertama Mei 2025 sebesar US$ 121.
Baca Juga
43,9 Tahun Lagi Cadangan Batu Bara Habis? Ini Strategi Darurat Wujudkan Kedaulatan Energi
Mengutip situs resmi ESDM, harga batu bara acuan pada Desember 2024 mencapai US$ 122 per ton dan pada Januari 2025 sebesar US$ 124,01 per ton. Pada Februari 2025 mencapai US$ 124,2 dan Maret 2025 sebesar US$ 128. Sementara periode pertama April 2025 mencapai US$ 123 dan periode kedua April 2025 sebesar US$ 117.
Singgih mengatakan, proyeksi harga batu bara itu karena ekspor Indonesia sekitar 54% hanya sebatas ke China dan India, sebagai dua negara tujuan utama Indonesia. Sementara China dan India, kata dia, terus memperbesar produksi batu bara domestiknya. Imbasnya, impor batu bara China dan India dari Indonesia dikurangi.
Mengutip Reuters, ekspor batu bara termal Indonesia selama Januari–Mei 2025 turun 12% mencapai 188 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu, atau terendah dalam 3 tahun terakhir.
China mengurangi pembelian dari Indonesia sebesar 20 juta ton atau 23% selama Januari hingga Mei 2025, dibanding periode yang sama tahun ini. Sementara India mengurangi impor batu bara Indonesia sebesar 14%, atau 6,5 juta ton selama Januari hingga Mei 2025. Baik China dan India sengaja mengurangi impor dan memperkuat kemandirian dalam produksi batu bara domestiknya.
Di sisi lain, kebijakan tarif AS berdampak negatif pada proyeksi pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara, termasuk China dan India
Dengan demikian, stok batu bara Indonesia tidak terserap optimal di pasar ekspor sehingga mempengaruhi harga. Di sisi lain, untuk menjaga daya saing eksportir, maka terjadi penyesuian harga batu bara.
Adapun permintaan dari negara-negara di luar China dan India, seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Filipina juga menurun karena lemahnya aktivitas industri global. Hingga Mei 2025, delapan dari 10 pasar utama batu bara Indonesia tercatat mengalami penurunan impor dibanding tahun lalu.
Tak hanya Indonesia, negara produsen batu bara lain, seperti Australia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Rusia juga menurunkan harga jual batu baranya. Banyak indeks harga batu bara internasional kini berada di titik terendah sejak lebih dari 4 tahun terakhir.
Harga batu bara global
Sejalan dengan HBA Indonesia, harga batu bara global jatuh pada Jumat (30/5/2025) karena sejumlah sentimen.
Harga batu bara Newcastle yang kerap jadi acuan global untuk Mei 2025 turun US$ 0,1 menjadi US$ 100,8 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle kontrak Juni 2025 jatuh US$ 2,2 menjadi US$ 103,3 per ton dan Juli 2025 anjlok US$ 1,55 menjadi US$ 106 per ton.
Angka ini turun lebih 20% tahun ini ke level terendah dalam hampir 4 tahun terakhir. Sedangkan untuk harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada September 2022 mencapai US$ 439 per ton.
Baca Juga
Danantara Buka Opsi Investasi ke Industri Gasifikasi Batu Bara
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam yang jadi acuan Eropa untuk Mei 2025 naik US$ 0,2 menjadi US$ 95,9. Sedangkan, Juni 2025 jatuh US$ 1,75 menjadi US$ 94,55. Sementara pada Juli 2025 ambles US$ 1,7 menjadi US$ 94,8.
Selain sentimen China dan India, Pemerintah Rusia juga telah menyepakati langkah-langkah untuk mendukung industri batu bara domestinya yang tengah kesulitan. Dukungan tersebut mencakup penundaan pembayaran pajak, serta pembatasan pembagian dividen, dan bonus bagi jajaran manajemen puncak.
Berdasarkan laporan Badan Energi Internasional (IEA), ekspor batu bara Rusia turun 6% pada tahun lalu.

