Ssssstttt, Intip Misi Rahasia Kementan Ciptakan Mesin Pertumbuhan
JAKARTA, investortrust.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih akan menjadi 'ujung tombak' untuk membawa program strategis pemerintah hingga ke desa-desa terluar di Indonesia. Dengan Kopdes Merah Putih, desa terpencil pun bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan warganya akan membaik kesejahteraannya. Hal ini seiring pula dengan lonjakan produksi tanaman pangan utama padi dan jagung.
"Sejauh ini, tidak ada kendala dari pihak mana pun. Baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota, hingga para kepala desa. Ini hanya soal waktu. Tinggal menunggu momentum yang tepat agar prosesnya bisa berjalan. Ini misi rahasia pemerintah: desa terpencil bisa jadi pusat ekonomi baru," kata Wamentan Sudaryono dalam keterangan pada Rabu (28/05/25), usai menghadiri acara Peluncuran dan Dialog Percepatan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus di Kantor Gubernur Kalbar.
Baca JugaInilah Paket 6 Stimulus Ekonomi, Dorong Pertumbuhan Triwulan II
Bisnisnya Apa Saja?
Dengan visi besar pemerataan ekonomi hingga pelosok, Sudaryono menyebut Kopdes Merah Putih menjadi milik rakyat desa. "Bukan sekadar koperasi, tapi mesin penggerak ekonomi lokal. Hal ini sesuai keinginan Presiden Prabowo Subianto agar negara hadir sampai ke ujung negeri, bahkan ke daerah yang belum terjangkau sinyal sekali pun. Petani, penyuluh, hingga perangkat desa terlibat langsung. Target bisnisnya jelas: dari agen pupuk, sewa traktor, logistik, hingga penguatan komoditas lokal," tandas wamen yang akrab disapa Mas Dar ini.
Ia mengatakan, banyak daerah yang terpencil, terluar dan tertinggal yang letaknya jauh dari kota. Sesuai harapan Presiden Prabowo, Kooperasi Desa Merah Putih bisa menjadi salah satu jawaban dari harapan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat daerah terpencil.
Gudang Bulog Penuh
Tak hanya itu, Wamentan membawa kabar gembira penguatan sektor pertanian untuk ekonomi nasional. Berdasarkan data BPS, produksi beras nasional melonjak 51% di kuartal pertama 2025 dan jagung naik hampir 40%. Gudang Perum Bulog sudah nyaris penuh sesak.
“Kita cetak rekor tertinggi sepanjang sejarah! Dalam 2–3 hari lagi, kita tembus 4 juta ton beras di gudang (stok yang dikuasai pemerintah di Perum Bulog). Lebih dari 2,5 juta ton diserap langsung di petani,” ungkap Mas Dar.
Baca Juga
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengungkap, 49,6% desa/kelurahan di Kalbar sudah melaksanakan musyawarah desa (Musdes) pembentukan Kopdes Merah Putih. Beberapa kabupaten bahkan menunjukkan percepatan luar biasa—seperti Melawi (82,25%) dan Kubu Raya (80,5%).
“Karakteristik wilayah di Kalimantan Barat menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kami dalam melakukan percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, di mana banyak desa di Kalbar hanya dapat ditempuh menggunakan jalur sungai berbatuan. Akses jaringan internet juga belum seluruhnya terpenuhi,” kata Ria.
Ria menegaskan, Pemerintah Daerah Kalbar terus mendorong program-program untuk menyejahterakan masyarakat. Melalui Kopdes Merah Putih, Ria berharap berharap permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat bisa segera diatasi, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya yang berada di desa.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak Wamentan dan jajaran di Kalimantan Barat. Kami akan dorong terus percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi di Kalimantan Barat,” tutur Ria.
Serap Anggaran Rp 15,15 Triliun
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sebelumnya mengatakan, Perum Bulog sebagai operator telah merealisasikan Rp 15,15 triliun atau 91% dari total anggaran investasi pemerintah Rp 16,58 triliun untuk pengadaan beras/gabah stok cadangan pangan yang dikelola di BUMN tersebut. Hingga 15 Mei 2025, stok beras di Bulog mencapai 3,73 juta ton, yang merupakan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, menurut data resmi pemerintah.
"Angka ini mencerminkan komitmen kuat dalam menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dari realisasi tersebut, sebesar Rp 9,50 triliun digunakan untuk pengadaan 1,46 juta ton gabah (dari dalam negeri), dan Rp 5,65 triliun untuk pembelian 0,47 juta ton beras," kata Wamen Suahasil Nazara.
Kinerja pemupukan stok cadangan beras pemerintah itu turut didukung penaikan penyaluran pupuk bersubsidi yang trennya positif, yang mendorong peningkatan signifikan produksi beras nasional. "Produksi padi Januari-April 2025 diperkirakan meningkat 25,7%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year). Produksi hingga April 2025 mencapai 24,2 juta ton GKG (gabah kering giling), dibanding periode sama tahun lalu 19,2 juta ton GKG," ujarnya.
Ia menyebut penyaluran pupuk bersubsidi mencapai akumulasi 2,3 juta ton pada April 2025. Angka ini bertambah dari 0,6 juta ton pada Januari.
"Peningkatan ketersediaan pupuk berdampak langsung pada lonjakan produksi padi. Distribusi pupuk pada empat bulan pertama tahun ini mencapai 2,3 juta ton, melambung 35,3% dibanding Januari-April 2024 yang 1,7 juta ton. Penguatan dukungan ini didasari keluarnya Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi, yang memangkas 145 regulasi untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk, yang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani," tutur Suahasil.

