7 Senjata Rahasia Indonesia Hadapi Tarif AS, Intip Bocoran dari Wamenkeu
JAKARTA, investortrust.id- Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia menawarkan tujuh hal kepada Amerika Serikat (AS) sebagai daya tawar atas tarif resiprokal.
“Kita menyampaikan tujuh measures yang kita lakukan,” kata Anggito saat Kagama Leaders Forum, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Baca Juga
Tarif Dagang AS-China Dipangkas Sementara, IHSG Diprediksi Jajal ke 7.000
Anggito menjelaskan, tawaran yang disampaikan tersebut bersifat tarif maupun non-tariff measures. Penawaran juga memasukkan langkah reformasi birokrasi yang sejalan keinginan United State Trade Representative (USTR). “Dari sisi itu, kita bisa mengatur cukup prudent dari sisi dampak kepada ekonomi kita,” jelas dia.
Meski begitu, Anggito tak dapat memerinci tujuh tawaran yang disampaikan karena bersifat rahasia. “Itu disampaikan dengan bersurat pribadi ke Pemerintah AS,” ujar dia.
Selain itu, dia juga enggan memerinci permintaan AS ke Indonesia akibat defisit perdagangan. Dia menyerahkan jawaban tersebut ke kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian.
Baca Juga
Terkesan Surat Menko Airlangga soal Tarif Dagang, Menkeu AS: Terima Kasih Indonesia
Dalam keterangan resminya, Kemenko Perekonomian memaparkan sejumlah tawaran yang diberikan pemerintah ke AS, di antaranya, peningkatan pembelian energi, produk pertanian, engineering-procurement-construction (EPC), pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerja sama critical mineral, memperlancar prosedur dan proses impor untuk produk AS, serta mendorong investasi strategis dengan skema business to business (B2B).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga telah menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama di bidang sains, ekonomi digital, financial services, penetapan tarif rendah dari negara kompetitor untuk produk ekspor utama yang tidak akan bersaing dengan industri dalam negeri AS, di antaranya garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang.
“Target negosiasi yang sedang berjalan ini penting, Indonesia mendapatkan tarif yang lebih rendah dan tarif yang diberlakukan untuk Indonesia seimbang dengan negara-negara lain. Untuk target lainnya tentu kita lihat sesuai pembahasan tim negosiasi yang mungkin akan berlangsung satu, dua, atau tiga putaran,” ujar Airlangga.

