SUNI "Panaskan" Mesin! Laba Melejit, Pabrik Baru Dibangun, Tender Migas Direbut
JAKARTA, investortrust.id – PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), emiten penunjang industri minyak dan gas bumi (migas), utamanya seamless pipes atau oil country tubular goods (OCTG) tubing, optimistis kinerja sepanjang 2025 akan cerah menyusul solidnya raihan laba kuartal I 2025 mencapai Rp 66 miliar atau naik 100% (year on year/yoy) dari periode sama 2024. Apalagi pencapaian 3 bulan pertama 2025 setara dengan 31% dari target sepanjang tahun ini.
"Optimistis," kata Investor Relations Specialist PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) saat dihubungi Investortrust, Rabu (21/5/2205).
Adapun SUNI masuk nominasi sebagai pemenang dalam ajang "The Best Investortrust Companies 2025" untuk kategori pemenang sektoral bidang energi yang akan berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (27/5/2205).
Hingga kuartal I 2025 SUNI berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 8% menjadi Rp 818 miliar dibandingkan kuartal I 2024. Peningkatan ekuitas tersebut berasal dari profit selama kuartal tersebut. Perseroan juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan sesuai ketentuan kredit dengan debt to equity ratio (DER) pada level 0,33 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit yaitu maksimal 2,5 kali.
Pada kuartal I 2025, SUNI juga berhasil mendapatkan arus kas positif dari aktivitas operasional sebesar Rp 71 miliar, atau meningkat sebesar 478% dari kuartal I 2024. Peningkatan arus kas operasional yang signifikan ini sejalan peningkatan laba.
Direktur Keuangan PT Sunindo Pratama Tbk Freddy Soejandy menambahkan pencapaian laba kuartal I 2025 telah melampaui target awal atau 31% dari target laba bersih sepanjang 2025. "Dengan pencapaian yang baik di kuartal pertama 2025, SUNI berharap dapat memenuhi target yang telah ditetapkan tahun 2025 ini," kata dia dalam sebuah kesempatan.
Peningkatan laba sejalan pendapatan usaha yang naik signifikan 93% mencapai Rp 314 miliar dibandingkan kuartal I 2024. Raihan pendapatan ini telah mencapai 28% dari target pendapatan SUNI sepanjang tahun ini. Lonjakan pendapatan usaha seiring petumbuhan volume penjualan OCTG tubing dan casing yang masing-masing naik sebesar 66% yoy dan 84% yoy.
Bangun pabrik
SUNI pada kuartal pertama 2025 telah mengeluarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 56 miliar untuk untuk pembelian mesin dan pembangunan pabrik kedua entitas anak perseroan, PT Rainbow Tubular Manufacture (RTM) di Batam.
Nilai investasi tersebut mengalami kenaikan 61% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 35 miliar. Adapun total rencana capex sepanjang 2025 sebesar Rp 170 miliar.
Fasilitas plant 2 RTM ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2026. Sementara progres fisik bangunan juga meningkat siginifikan. Peningkatan kapasitas produksi diharapkan menggenjot kinerja operasional dan keuangan ke depan serta menjamin ketersediaan OCTG tubing secara nasional.
Perseroan juga telah mulai mempersiapkan tim operasional yang diperlukan berkaitan pembangunan dan operasional plant 2 Rainbow Tubular Manufacture.
Sementara Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk Willy Johan Chandra menyatakan bahwa SUNI berhasil mencatatkan kinerja baik pada kuartal I 2025 sebagai hasil implementasi langkah-langkah strategis. "Setelah mencetak rekor laba tertinggi pada 2024, perseroan berusaha melanjutkan tren positif agar dapat mencapai target laba bersih pada 2025," kata dia.
Dengan potensi captive market Indonesia untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan keberhasilan SUNI memenangkan tender, memberikan peluang perseroan meningkatkan kinerja.
Salah satu tender yang dimenangkan SUNI pada kuartal I 2025 adalah pengadaan casing dari PT Pertamina Hulu Sanga Sanga dengan nilai kontrak sebesar Rp 129,88 miliar.
Direktur Operasional SUNI Bambang Prihandono mengatakan perseroan berusaha meningkatkan efisiensi operasional baik dalam proses produksi dan supply chain management.
Pada akhir tahun lalu, SUNI menyelesaikan pendirian workshop untuk produk wellhead dan x’mas tree sebagai langkah lanjutan pembentukan joint venture bersama Jiangsu Jinshi Machinery Group (JMP), PT Petro Sinergy Manufacturing (PSM). Saat ini, PSM tengah mengurus perizinan dan sertifikasi yang diperlukan agar dapat segera beroperasi secara komersial.
PSM akan menjadi strategic asset kedua bagi SUNI untuk menghasilkan wellhead dan x’mas tree yang memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan berstandar internasional dengan harga kompetitif.
Kinerja 2024
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) berhasil mempertajam rekor laba bersih tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp 205,1 miliar pada kuartal IV 2024 atau meningkat 103,6% yoy. Laba bersih SUNI pada kuartal IV 2025 melampaui target (revisi) dengan pencapaian sebesar 102,7%.
Pada semester II 2024, SUNI merevisi target pencapaian 2024 karena pencapaian laba pada semester I 2024 telah melampaui target tahunan awal.
SUNI berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,047 triliun pada kuartal 2024 atau meningkat 37,3% yoy dibandingkan periode yang sama 2023 dan telah mencapai target pendapatan perseroan sepanjang 2024 sebesar 105,3%.
Peningkatan pendapatan usaha tersebut seiring pertumbuhan volume penjualan OCTG tubing dan casing yang masing-masing naik sebesar 40,2% yoy dan 21,4% yoy.
Seiring pertumbuhan laba bersih, SUNI berhasil meningkatkan ekuitas sebesar 33,0% menjadi Rp782,5 miliar dibandingkan periode kuartal IV 2023. Peningkatan ekuitas sudah termasuk dengan pembagian dividen sebesar Rp 11 miliar sesuai dengan keputusan RUPST pada 12 Juni 2024. Perseroan juga berhasil menjaga rasio-rasio keuangan sesuai ketentuan kredit dengan debt to equity ratio (DER) pada level 0,4 kali atau jauh berada di bawah ketentuan kredit maksimal 2,5 kali.
Pada kuartal 2024, SUNI berhasil mendapatkan arus kas positif dari aktivitas operasional sebesar Rp 269,5 miliar, atau meningkat sebesar 1.008,4% yoy. Peningkatan ini sejalan peningkatan laba. Perseroan juga melakukan investasi sebesar Rp 200,7 miliar untuk pembelian mesin dan pembangunan pabrik, mengalami kenaikan 68,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp118,9 miliar.
Buyback
Di tengah kondisi pasar saham yang fluktuatif belum lama ini, PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mengumumkan melakukan buyback saham senilai Rp 80 miliar.
Jumlah saham yang di-buyback tidak akan melebihi 20% dari modal disetor perseroan dan jumlah saham beredar yang harus dipenuhi perseroan sesuai ketentuan.
Perseroan akan menggunakan kas internal dan bukan berasal dari dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), pinjaman, dan tidak mempengaruhi kemampuan keuangan SUNI dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo. "Harga pembelian kembali saham maksimum sebesar Rp 900 per saham," kata manajemen dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini.
Adapun tujuan SUNI melakukan buyback adalah untuk menjaga keyakinan terhadap pertumbuhan perseroan dalam jangka panjang. "Dalam kondisi pasar yang berfluktuasi, pembelian kembali saham menunjukkan bahwa perseroan berkeyakinan dengan nilai intrinsiknya, mengoptimalkan struktur modal, dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham," tuturnya.
Dalam eksekusi buyback ini, SUNI menunjuk PT Maybank Sekuritas Indonesia selama periode 17 April 2025 hingga 15 Juli 2025.
PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) didirikan pada September 2002 dan bergerak di bidang aktivitas penunjang industri migas, khususnya industri seamless pipes/OCTG tubing.
Perseroan berpengalaman dalam memproduksi dan mendistribusikan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan industri migas, antara lain OCTG tubing dan casing, wellhead dan christmas tree, drill bit, completion equipment serta wellhead installation dan maintenance services.
SUNI resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2023. Pada tahun yang sama, SUNI memperkuat kepemilikannya pada PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) dan menjadikannya sebagai aset strategis.
RTM merupakan pionir dan satu-satunya manufaktur OCTG tubing di Indonesia dengan standar American Petroleum Institute (API)-5CT serta telah mencapai TKDN. Dengan pasar produk tubing yang belum terpenuhi, ditambah target pemerintah meningkatkan produksi migas hingga 2030, SUNI memiliki potensi besar untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja keuangan yang berkelanjutan ke depannya.

