Penjelasan Menarik JK soal Ekonomi Islam: Bukan Zaman Unta, tetapi Antara Kapitalis dan Sosialis
JAKARTA, Investortrust.id - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla atau JK mengingatkan ekonomi Islam tidak boleh monopoli dan spekulasi, sebab bertentangan dengan esensinya. Menurutnya, ekonomi Islam berada di antara prinsip ekonomi kapitalisme dan sosialisme.
"Ekonomi Islam itu sesuai zamannya. Jadi jangan kita merasa, ekonomi Islam harus kembali pada abad VI hingga abad XIII masa itu (saat jaman Unta)," kata JK dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (16/5/2025) dikutip Antara.
Baca Juga
Saatnya 'Go Digital', Ekonomi Syariah Wajib Melek AI dan 'Blockchain'
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutan pada acara Muktamar ke-5 Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), di Jakarta, Kamis (15/5/2025) malam.
Dalam kesempatan itu, JK memaparkan bahwa untuk menerapkan sistem ekonomi Islam harus memahami esensi dan prinsip yang ada. Baginya, esensi ekonomi Islam adalah untuk kesejahteraan, kebahagiaan, adil, dan terbuka.
"Dari esensi itu muncullah perilaku, yaitu tidak boleh monopoli, tidak boleh spekulasi, harus jujur, terbuka, dan bersaing sehat. Jadi tidak boleh menipu dalam ekonomi Islam," kata Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Dari pemaparan itu, JK berkesimpulan bahwa ekonomi Islam itu mudah. "Namun, jangan dimudah-mudahkan. Kalau pun ada anggapan berat, jangan juga diberat-beratkan. Kita laksanakan saja hal-hal yang tidak dilarang," ujarnya lagi.
6% Bunga KUR Masuk Riba Enggak Sih?
Ia mencontohkan persoalan riba yang selalu diperdebatkan. JK berpendapat, riba memiliki esensi jika terjadi transaksi pinjam-meminjam yang membuat peminjam terzalimi. Contohnya, ketika harus membayar dengan bunga tinggi sehingga tidak mampu.
"Misalnya kalau bunganya sampai 20% atau di atas itu, maka sudah memberatkan dan menzalimi. Namun, misalnya di KUR itu bunganya di 6 sampai 7%, itu saya kira tidak memberatkan," kata dia.
Baca Juga
Indef Minta Pemerintah Ubah Paradigma dan Bikin Kementerian Ekonomi Syariah, Ini Tujuannya
Lagi pula, ujar dia, tidak ada ekonomi yang berjalan jika bunga terlalu tinggi.
Lebih jauh JK mengingatkan bahwa ekonomi Islam berkaitan dengan muamalah yang merupakan sunah Rasulullah SAW. Menurutnya, ekonomi Islam berada di antara prinsip ekonomi kapitalisme dan ekonomi sosialisme. "Ekonomi Islam mengambil kebaikan kapitalisme dan sosialisme, sehingga mendukung perdagangan yang adil, jujur, tidak monopoli, dan tidak ada praktek spekulasi," ujar JK.

