main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. macro

Penjelasan Menarik JK soal Ekonomi Islam: Bukan Zaman Unta, tetapi Antara Kapitalis dan Sosialis 

 

JAKARTA, Investortrust.id - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Republik Indonesia (RI) Jusuf Kalla atau JK mengingatkan ekonomi Islam tidak boleh monopoli dan spekulasi, sebab bertentangan dengan esensinya. Menurutnya, ekonomi Islam berada di antara prinsip ekonomi kapitalisme dan sosialisme.

 

"Ekonomi Islam itu sesuai zamannya. Jadi jangan kita merasa, ekonomi Islam harus kembali pada abad VI hingga abad XIII masa itu (saat jaman Unta)," kata JK dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat (16/5/2025) dikutip Antara. 

 

Baca Juga

Saatnya 'Go Digital', Ekonomi Syariah Wajib Melek AI dan 'Blockchain'

 

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sambutan pada acara Muktamar ke-5 Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), di Jakarta, Kamis (15/5/2025) malam.

 

Dalam kesempatan itu, JK memaparkan bahwa untuk menerapkan sistem ekonomi Islam harus memahami esensi dan prinsip yang ada. Baginya, esensi ekonomi Islam adalah untuk kesejahteraan, kebahagiaan, adil, dan terbuka.

 

https://cloudinary-a.akamaihd.net/dzvyafhg1/image/upload/v1746011474/investortrust-bucket/images/1746011483021.jpg
Karyawati melihat layar eletronik saat saat paparan kinerja triwulan I 2025 PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Kantor Pusat BSI Jakarta (30/4/2025). Foto: Investortrust/Mohammad Defrizal ()
Source:

 

"Dari esensi itu muncullah perilaku, yaitu tidak boleh monopoli, tidak boleh spekulasi, harus jujur, terbuka, dan bersaing sehat. Jadi tidak boleh menipu dalam ekonomi Islam," kata Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.

 

Dari pemaparan itu, JK berkesimpulan bahwa ekonomi Islam itu mudah. "Namun, jangan dimudah-mudahkan. Kalau pun ada anggapan berat, jangan juga diberat-beratkan. Kita laksanakan saja hal-hal yang tidak dilarang," ujarnya lagi.

 

6% Bunga KUR Masuk Riba Enggak Sih? 

Ia mencontohkan persoalan riba yang selalu diperdebatkan. JK berpendapat, riba memiliki esensi jika terjadi transaksi pinjam-meminjam yang membuat peminjam terzalimi. Contohnya, ketika harus membayar dengan bunga tinggi sehingga tidak mampu.

 

"Misalnya kalau bunganya sampai 20% atau di atas itu, maka sudah memberatkan dan menzalimi. Namun, misalnya di KUR itu bunganya di 6 sampai 7%, itu saya kira tidak memberatkan," kata dia.

 

Baca Juga

Indef Minta Pemerintah Ubah Paradigma dan Bikin Kementerian Ekonomi Syariah, Ini Tujuannya

 

Lagi pula, ujar dia, tidak ada ekonomi yang berjalan jika bunga terlalu tinggi.

 

Lebih jauh JK mengingatkan bahwa ekonomi Islam berkaitan dengan muamalah yang merupakan sunah Rasulullah SAW. Menurutnya, ekonomi Islam berada di antara prinsip ekonomi kapitalisme dan ekonomi sosialisme. "Ekonomi Islam mengambil kebaikan kapitalisme dan sosialisme, sehingga mendukung perdagangan yang adil, jujur, tidak monopoli, dan tidak ada praktek spekulasi," ujar JK.

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Penjelasan Menarik JK soal Ekonomi Islam: Bukan Zaman Unta, tetapi Antara Kapitalis dan Sosialis 

        16/05/2025, 02.45 WIB
      • Penjualan Sreeya Sewu 2024 Turun, Tetapi Bisa Ubah Rugi Jadi Laba, Ini Penjelasan Manajemen  

        05/06/2025, 11.39 WIB
      • Fakta Menarik Survei BI, Orang Masih Borong Bensin tetapi Stop Beli 'Gadget' Seusai Lebaran

        14/05/2025, 04.55 WIB
      • Bansos Zaman 'Now' Pakai Teknologi AI dan Bisa Hemat Rp 100 Triliun

        02/06/2025, 12.05 WIB
      • IDF 2025 Bahas Regulasi Ketinggalan Zaman hingga SDM Digital Naik Level

        15/05/2025, 09.20 WIB