Penjualan Sreeya Sewu 2024 Turun, Tetapi Bisa Ubah Rugi Jadi Laba, Ini Penjelasan Manajemen
JAKARTA, investortrust.id – PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) mengungkap penurunan penurunan penjualan bersih sepanjang 2024, sekitar 11,98% dari Rp 6,09 triliun menjadi Rp 5,36 triliun akibat kenaikan harga bahan baku segmen pakan ternak. Meski demikian, perseroan berhasil membalikkan rugi tahun 2023 mencapai Rp 17,31 miliar menjadi laba bersih tahun 2024 senilai Rp 3,32 miliar.
Direktur Sreeya Sewu Natanael Yuyun Suryadi menjelaskan, penurunan total penjualan tahun lalu banyak berasal dari segmen usaha pakan ternak. Hal ini dipicu kelangkaan jagung pada kuartal I-2024, sebagai bahan baku pakan ternak.
Baca Juga
Lolos dari Rugi, Laba Bersih Sreeya Sewu (SIPD) 2024 Digunakan Untuk Hal Ini
“Kenaikan harga tersebut membuat perseroan lebih selektif, jadi kami membatasi penjualan kemudian mencoba melakukan diversifikasi produk. Peningkatan profitabilitas sebetulnya dipicu oleh mix product jadi sales mix product bergerak ke arah produk pakan yang secara tingkat gross margin jauh lebih tinggi,” papar Natan, menjawab Investortrust.id usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Sequis Center, Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Manajemen mendorong penjualan non-pakan ternak, dengan menggenjot bisnis makanan beku. Hal ini dilakukan melalui produk merek Royal dan Bellfoods, yang diklaim memiliki tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dibandingkan hampir keseluruhan produk milik Sreeya. “Jadi sebetulnya secara sales mix profitabilitasnya meningkat,” imbuh Natan.
Tahun lalu, manajemen juga mengaku telah melakukan efisiensi biaya operasional. Sehingga seluruh upaya tersebut, berkontribusi mendongkrak peningkatan laba bersih dari posisi rugi tahun sebelumnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Natan mengaku bahwa penjualan pakan ternak kepada mitra pada 2024 mengalami sedikit penurunan tetapi pembibitan peternakan ayam mengalami kenaikan. Kontribusi segmen ini menyumbang 28% pada total penjualan Sreeya Sewu Indonesia. “Jadi memang offset gitu ya,” imbuhnya.
Demi memperbaiki profitabilitas dari penjualan kepada mitra, manajemen mengaku telah mencoba selektif memilih mitra-mitra yang mungkin berkinerja baik. Kemudian memutus kerja sama dengan mitra yang berkinerja di bawah standar perusahaan. Tahun lalu, Sreeya Sewu tercatat memiliki sekitar 20 mitra peternak di Jawa Barat dan ada 2 mitra di Jawa Tenggara.

