AS-Cina Tunda Sementara Lonjakan Tarif, Rupiah Melemah
JAKARTA, investortrust.id - Di tengah kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Cina menunda sementara tarif impor reprositas tinggi, rupiah dibuka melemah setelah libur panjang, Rabu (14/05/2025).
Berdasarkan data Yahoo Finance, mata uang Garuda diperdagangkan di level Rp 16.569 per dolar AS pada pukul 09.45 WIB. Kurs rupiah melemah 59 poin atau 0,36% dibanding hari perdagangan sebelumnya.
"AS dan China sepakat memangkas tarif timbal balik (AS dari 145% ke 30% dan Cina dari 125% ke 10% selama 90 hari). Ini memberi napas bagi rantai pasok global. Namun, belum ada kejelasan untuk jangka panjang, sehingga pasar masih berhati-hati," kata analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno, Jakarta, Rabu (14 Mei 2025) pagi.
Kurs rupiah ini masih jauh melemah dibanding asumsi dalam APBN 2025 sebesar Rp 16.000 per dolar AS. Sementara itu, secara year to date, mata uang Garuda sudah terdepresiasi terhadap greenback 3,01%.
Baca JugaPerjanjian Perdagangan AS-Tiongkok Benar-Benar akan Tercapai?
Inflasi AS Naik
Berdasarkan CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Juni juga hanya sekitar 11,3%. Hal ini di tengah inflasi AS April naik 2,3% year on year, sedikit di bawah ekspektasi pasar, sementara inflasi inti tetap stabil di 2,8% yoy.
"Imbal hasil US treasury sedikit turun, dengan yield tenor 10 tahun di 4,45% dan 2 tahun di 3,98%. Menurut kami, data ini mendukung sikap hati-hati The Fed karena efek penuh dari tarif impor baru kemungkinan belum sepenuhnya terasa," ujar Karinska.
90 hari. Foto: AP/Martial Trezzini.
Rupiah juga melemah 56 poin atau 0,30% terhadap euro, ke level Rp 18.519. Secara year to date, rupiah sudah terdepresiasi terhadap mata uang mayoritas negara yang bergabung dalam Uni Eropa itu 11,17%.
Kurs rupiah juga melemah terhadap hard currency yang lain yen Jepang, sebesar 0,72 poin atau 0,64%, ke level Rp 112,57. Secara year to date, rupiah sudah terdepresiasi 9,88%.

