Rupiah Menguat Saat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diumumkan Melambat
JAKARTA, investortrust.id - Kurs rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan hari Senin (5/5/2025) usai pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I-2025 diumumkan melambat. Berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia (BI) kurs rupiah menguat 72 poin (0,43%) ke level Rp 16.421 per dolar AS.
Pada perdagangan pasar spot valas, dilansir Yahoo Finance mata uang rupiah cenderung fluktuatif. Sampai dengan pukul 16.30 WIB, kurs rupiah tergelincir tipis 1 poin (0,01%) ke level Rp 16.430 per dolar AS. Sebelumnya kurs rupiah sempat menguat 50 poin (0,30%) ke level Rp 16.379 per dolar AS dalam pembukaan perdagangan pagi tadi.
Menurut Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede, nilai tukar rupiah sempat dibuka menguat setelah optimisme terkait perjanjian dagang AS dan mitra dagangnya menguat. Namun, penguatan rupiah kemudian berbalik arah setelah rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I-2025, sejalan dengan perlambatannya ke level 4,87% (yoy) dari sebelumnya 5,02% (yoy).
"Perlambatan PDB ini sendiri diakibatkan oleh perlambatan permintaan domestik, baik dari sisi konsumsi rumah tangga, PMTB, maupun pengeluaran pemerintah," kata Josua kepada Investortrust, Senin (5/5/2025).
Baca Juga
Awali Pekan, Kurs Rupiah Lanjut Menguat terhadap Dolar AS Pada Senin 5 Mei 2025 Pagi
Josua menjelaskan perlambatan dari PDB domestik kemudian memicu sentimen ketidakpastian di pasar domestik dan menghapus tren penguatan Rupiah di awal hari. Pada akhir sesi, kurs Bank Permata mencatat mata uang rupiah cenderung stabil di level Rp 16.435 per dolar AS.
"Pada hari Selasa, Rupiah diperkirakan cenderung terdepresiasi, sejalan dengan kemungkinan berlanjutnya ketidakpastian terkait prospek ekonomi domestik. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran IDR 16.400-16.500 per dolar AS," jelasnya.
Diberitakan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025. Pada masa tiga bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yaitu 4,87% secara tahunan.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan ekonomi Indonesia berdasarkan PDB pada kuartal I-2025 atas dasar harga berlaku (ADHB) adalah Rp 5.665,9 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp 3.264,5 triliun.
“Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 adalah sebesar 4,87% bila dibandingkan kuartal I-2024,“ kata Amalia, di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Bila dibandingkan kuartal IV-2025 atau secara kuartalan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -0,98%.
Amalia menjelaskan terjadi pertumbuhan positif di seluruh lapangan usaha, kecuali di sektor pertambangan. Pertumbuhan tertinggi terlihat pada sektor lapangan usaha pertanian yang tumbuh 10,52% secara tahunan dengan andil 12,86% terhadap PDB.
Pertumbuhan lain terlihat di sektor jasa lainnya dan jasa perusahaan. Sektor jasa lainnya tumbuh 9,84% secara tahunan dengan andil terhadap PDB sebesar 2,11%. Sementara, sektor jasa perusahaan tumbuh 9,27% dengan andil ke PDB sebesar 1,98%.
Sektor jasa pertambangan terkontraksi -1,23% dengan andil terhadap PDB sebesar 8,99%.

