Investor Asing Pegang SBN Rp 895,1 Triliun, Rupiah Diprediksi Rp 16.700-17.000/USD
JAKARTA, investortrust.id - Chief Economist and Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto memperkirakan, dalam jangka pendek, rupiah masih akan tetap berada pada rentang Rp 16.700-17.000 per dolar Amerika Serikat. Sedangkan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) RI tenor 10 tahun masih diprediksi akan berusaha ditahan oleh Bank Indonesia di bawah level 7,0%.
"Investor asing di SBN, per tanggal 24 April 2025, mencatatkan kepemilikan sebesar Rp 895,1 triliun. Ini meningkat Rp 4,7 triliun dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya. Imbal hasil SBN tenor 10 tahun turun sebesar 8,1 bps wow (week on week) menjadi 6,92% dan rupiah cenderung stabil pada Rp 16.830 per dolar AS," katanya di Jakarta, Senin (28/04/2025) pagi.
Sementara berdasarkan Jisdor BI, rupiah pada 25 April lalu ditutup pada level Rp 16.829 per dolar AS.
Baca Juga
Risiko Masih Tinggi
Meski pekan lalu pergerakan pasar finansial di Indonesia cukup positif, kata Rully, namun ia melihat risiko ke depan masih cukup tinggi. BI masih akan tetap aktif melakukan stabilisasi terhadap rupiah dan di pasar SBN.
Ia menjelaskan lebih lajut sejumlah indikator di pasar domestik dan global pada Jumat pekan lalu, waktu setempat. "Kami melihat kekhawatiran akan eskalasi perang dagang AS-Tiongkok mereda untuk sementara. (Jumat lalu), USD/IDR berada di level Rp 16.830 atau tedepresiasi 0,24% dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau JCI naik 0,99% ke 6.678,92 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia.. Di pasar global, DJIA (indeks saham utama AS) berada di 40.113,50 atau menguat 0,05%, FTSE100 (Inggris) naik 0,09% ke 8.415,25, dan 10 year GB yield turun 2,80 bps ke 6,92. Harga minyak menguat 0,37% ke US$ 63,02 per barel," tuturnya.
Baca JugaInvestor Tunggu Stimulus Lanjutan China, Pasar Asia Pasifik Menguat
Selama pekan lalu, IHSG mencatatkan pergerakan yang cukup positif. Ini sejalan dengan pasar global.
"IHSG selama pekan lalu mencatatkan pergerakan yang cukup positif, dengan kenaikan mencapai 3,7% wow, sejalan dengan penguatan indeks bursa-bursa saham global. Pasar saham AS sepekan lalu menguat cukup signifikan, dimana S&500 menguat 4,6% wow, ditutup pada 5.525,2 karena kekhawatiran akan eskalasi perang dagang -- khususnya antara AS dan Tiongkok -- mereda. Investor asing pekan lalu juga sudah mulai mencatatkan inflow dalam dua hari, di hari Selasa dan Jumat, masing-masing Rp 122,1 miliar dan Rp 173,2 miliar. Namun, secara akumulasi masih terjadi outflow sepekan, sebesar Rp 1,2 triliun," papar Rully.

