Di Atas Perkiraan, Nonfarm Payroll AS Mei Naik 139.000
WASHINGTON, investortrust.id - Ketenagakerjaan di Amerika Serikat masih solid, meskipun konsumen dan pelaku usaha mulai bersiap menghadapi tarif impor serta perlambatan ekonomi. Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan pada Jumat (6/6/2025) bahwa total nonfarm payrolls bertambah 139.000, melampaui estimasi Dow Jones sebesar 125.000, namun sedikit di bawah revisi angka April yang turun menjadi 147.000.
Baca Juga
Nonfarm Payroll AS Hanya Meningkat 143.000 pada Januari, tapi Tingkat Pengangguran Turun
Tingkat pengangguran tetap stabil di level 4,2%. Ukuran yang lebih luas, mencakup pekerja yang masih mencari pekerjaan dan pekerja paruh waktu, juga tidak berubah di angka 7,8%.
Pendapatan pekerja tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi, dengan rata-rata upah per jam naik 0,4% secara bulanan dan 3,9% secara tahunan. Kedua angka ini melampaui perkiraan masing-masing 0,3% dan 3,7%.
“Pertumbuhan lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan dan tingkat pengangguran yang stabil menunjukkan ketahanan pasar tenaga kerja AS di tengah berbagai guncangan baru-baru ini,” ujar Lindsay Rosner, kepala investasi pendapatan tetap multi-sektor di Goldman Sachs Asset Management, seperti dikutip CNBC.
Hampir separuh pertumbuhan pekerjaan datang dari sektor kesehatan yang menambah 62.000 posisi, jauh di atas rata-rata tahunannya sebesar 44.000. Sektor hiburan dan perhotelan menyumbang 48.000 pekerjaan, sementara bantuan sosial menambah 16.000.
Namun, sektor pemerintahan kehilangan 22.000 pekerjaan karena upaya pengurangan tenaga kerja federal oleh Presiden Donald Trump dan Departemen Efisiensi Pemerintah yang dipimpin Elon Musk mulai menunjukkan dampaknya.
Pasar saham berjangka melonjak sesaat setelah rilis data ini, demikian juga imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Meski angka bulan Mei melampaui ekspektasi, sejumlah tanda peringatan muncul di balik data utama. Revisi untuk April menunjukkan penurunan 30.000 pekerjaan, sementara data Maret dikoreksi turun sebesar 65.000 menjadi 120.000.
Terdapat pula perbedaan mencolok antara survei perusahaan, yang digunakan untuk menghitung angka payroll utama, dengan survei rumah tangga yang menjadi dasar penghitungan tingkat pengangguran. Survei rumah tangga—yang cenderung lebih fluktuatif—menunjukkan penurunan 696.000 pekerja. Jumlah pekerja penuh waktu turun sebanyak 623.000, sementara pekerja paruh waktu naik 33.000.
Baca Juga
ADP Catat Perekrutan Swasta AS Mei Hanya 37.000, Terendah dalam 2 Tahun
“Laporan ketenagakerjaan Mei masih membuat banyak pihak menunggu sinyal pelemahan lanjutan. Laporan ini menunjukkan pasar kerja masih kokoh, namun seiring bertumpuknya tekanan ekonomi, hanya tinggal menunggu waktu hingga pasar tenaga kerja mulai kesulitan menghadapi tantangan tersebut,” urai Daniel Zhao, kepala ekonom di situs pekerjaan Glassdoor.
Laporan ini dirilis di tengah kondisi ekonomi yang rapuh akibat ketidakpastian arah kebijakan tarif Trump dan dampaknya terhadap daya saing global produk AS.
Sebagian besar indikator ekonomi belum mengarah pada resesi, namun survei sentimen menunjukkan tingkat kekhawatiran tinggi dari konsumen maupun pelaku bisnis terkait potensi perlambatan aktivitas ekonomi dan lonjakan inflasi akibat tarif.
Di sisi kebijakan moneter, para pejabat Federal Reserve memandang situasi dengan penuh kehati-hatian. Bank sentral akan menggelar pertemuan kebijakan dalam dua pekan ke depan, dan pelaku pasar secara umum memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga.
Baca Juga
Trump Panggil Powell ke Gedung Putih, Desak Penurunan Suku Bunga?
“Dengan fokus utama The Fed saat ini adalah pengelolaan risiko inflasi, laporan ketenagakerjaan yang lebih kuat ini tidak akan mengubah pendekatan hati-hati mereka,” kata Rosner dari Goldman Sachs.
Hari Jumat ini juga menjadi hari terakhir sebelum para pejabat The Fed memasuki masa tenang menjelang rapat kebijakan, di mana mereka tidak mengeluarkan pernyataan publik.

