OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi AS, Inflasi Bisa Melaju hingga 4%
PARIS, investortrust.id - Ketidakpastian yang ditimbulkan dari gelombang kebijakan tarif Presiden Donald Trump mulai tercermin dalam outlook ekonomi global. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD/Organisation for Economic Co-operation and Development) memangkas tajam proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, sekaligus menurunkan estimasi pertumbuhan global, dalam laporan terbarunya yang dirilis Selasa (3/6/2025).
Baca Juga
Ekonomi AS Kuartal I-2025 Susut 0,3%, Ketidakpastian Tarif Trump Bayangi Aktivitas Bisnis
OECD kini memproyeksikan ekonomi AS hanya tumbuh 1,6 persen pada 2025, jauh di bawah proyeksi Maret sebesar 2,2 persen. Penurunan lanjutan juga terjadi untuk 2026, yang diprediksi hanya mencapai 1,5 persen.
“Pelemahan ini mencerminkan kombinasi dari ketidakpastian kebijakan ekonomi, pengetatan perdagangan melalui tarif, perlambatan arus imigrasi, dan berkurangnya tenaga kerja federal,” tulis OECD, seperti dikutip CNBC.
Pertumbuhan Global
Pertumbuhan global pun tak luput dari revisi. OECD memperkirakan produk domestik bruto (PDB) global hanya naik 2,9 persen pada 2025 dan 2026, menurun dari 3,3 persen pada 2024. “Perlambatan terkonsentrasi di AS, Kanada, dan Meksiko,” ujar lembaga tersebut.
Kondisi ini memburuk akibat dinamika tarif yang terus berubah. Dalam beberapa pekan terakhir, tarif timbal balik yang sebelumnya dibatalkan oleh pengadilan, kembali diberlakukan oleh pengadilan banding. Presiden Trump juga menegaskan rencana untuk menggandakan tarif baja hingga 50 persen, langkah yang mengundang kekhawatiran mitra dagang.
Baca Juga
Trump Gandakan Tarif Baja Jadi 50%, Investor Tunggu Kelanjutan Merger US Steel-Nippon
OECD memperingatkan bahwa tren ini dapat memperburuk inflasi. “Biaya perdagangan yang lebih tinggi akan menaikkan tekanan harga, walau sebagian dampaknya diimbangi oleh turunnya harga komoditas,” tulis lembaga itu.
Proyeksi inflasi AS untuk 2025 kini naik menjadi 3,2 persen dari sebelumnya 2,8 persen. Bahkan inflasi disebut bisa mendekati 4 persen pada akhir 2025, lebih tinggi dibandingkan rata-rata G20 yang diproyeksikan di 3,6 persen.
Baca Juga
Trump Panggil Powell ke Gedung Putih, Desak Penurunan Suku Bunga?
Kondisi ini menempatkan bank sentral AS dan investor pada dilema antara mengelola tekanan harga dan menjaga momentum pertumbuhan yang sudah melambat.

