main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. international

Trump Panggil Powell ke Gedung Putih, Desak Penurunan Suku Bunga?

 

WASHINGTON, investortrust.id - Presiden AS Donald Trump pada Kamis (29/5/2025) memanggil langsung Ketua Federal Reserve Jerome Powell ke Gedung Putih untuk pertemuan tatap muka pertama sejak kembali menjabat Januari lalu. Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Powell sedang melakukan “kesalahan” karena tidak menurunkan suku bunga.

 

Baca Juga

Trump Kembali Kritik Powell, Desak The Fed Segera Pangkas Suku Bunga

 

Baik Gedung Putih maupun Federal Reserve telah mengonfirmasi pertemuan tersebut, yang menandai babak baru dalam hubungan yang selama ini penuh ketegangan, di mana Trump berulang kali mengkritik Powell karena tidak memangkas suku bunga sesuai keinginannya.

 

“Ketua Powell tidak membahas ekspektasi kebijakan moneternya,” tulis The Fed dalam pernyataan usai pertemuan, seperti dikutip Reuters. Namun, Powell menekankan bahwa arah kebijakan akan sepenuhnya bergantung pada data ekonomi yang masuk dan apa artinya bagi prospek ekonomi.”

 

Menurut pernyataan tersebut, Powell menyampaikan kepada Trump bahwa dia dan rekan-rekannya di The Fed akan “menetapkan kebijakan moneter sesuai mandat hukum demi mendukung lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga, dan akan membuat keputusan semata-mata berdasarkan analisis yang hati-hati, objektif, dan bebas dari kepentingan politik.”

 

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa ia dan Presiden telah melihat pernyataan The Fed, dan membenarkannya. Namun ia menambahkan, “Presiden menegaskan bahwa menurutnya Ketua The Fed melakukan kesalahan karena tidak menurunkan suku bunga, yang membuat kita berada dalam posisi ekonomi yang tidak menguntungkan dibandingkan China dan negara-negara lain.”

 

Awal bulan ini, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%–4,50%, level yang telah bertahan sejak Desember lalu. Sejumlah pejabat moneter mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan tetap di kisaran tersebut selama beberapa bulan ke depan, sambil menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kebijakan tarif.

 

Baca Juga

The Fed Pertahankan Suku Bunga, Soroti Ancaman Risiko Inflasi dan Pengangguran

 

Kekhawatiran The Fed saat ini mencakup potensi perlambatan ekonomi akibat ketidakpastian kebijakan dan tarif, namun yang lebih dikhawatirkan lagi adalah risiko inflasi yang tinggi secara berkelanjutan. Hal itu tergambar dalam risalah rapat The Fed bulan Mei yang dirilis pada Rabu.

 

Pasar keuangan kini memprediksi penurunan suku bunga pertama oleh The Fed akan terjadi pada bulan September, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada bulan Desember.

 

Trump sebelumnya menunjuk Powell sebagai Ketua The Fed di masa jabatan pertamanya, namun hubungan keduanya memburuk tajam terkait kebijakan suku bunga. Trump telah menyatakan keinginan agar Powell tidak lagi memimpin The Fed, meski ia juga mengatakan tidak berniat memecatnya.

 

Namun wacana pemecatan itu sempat mengguncang pasar keuangan yang sangat mengandalkan independensi bank sentral dalam menetapkan kebijakan. Kekhawatiran tersebut sedikit mereda pekan lalu setelah Mahkamah Agung memutuskan dalam dua perkara mengenai otoritas Trump untuk memberhentikan pimpinan lembaga independen, yang memberikan sinyal bahwa The Fed mungkin merupakan entitas khusus yang ketuanya tidak bisa diberhentikan secara sewenang-wenang.

 

Pertemuan terakhir antara Powell dan Trump terjadi pada November 2019, saat masa jabatan pertama Trump, dalam pertemuan 30 menit yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan saat itu, Steven Mnuchin. Kunjungan Powell ke Gedung Putih kali ini adalah yang pertama dalam tiga tahun, setelah sebelumnya ia bertemu Presiden Joe Biden dan Menteri Keuangan Janet Yellen pada masa pemerintahan saat ini.

 

Powell sebelumnya menegaskan bahwa setiap pertemuan semacam ini selalu dilakukan atas undangan presiden, dan tidak pernah atas inisiatif pihak The Fed.

BERITA TERKAIT

  • Trump Panggil Powell ke Gedung Putih, Desak Penurunan Suku Bunga?

    29/05/2025, 20.53 WIB
  • Trump Kembali Kritik Powell, Desak The Fed Segera Pangkas Suku Bunga

    17/05/2025, 21.02 WIB
  • Powell Tolak Pemangkasan Suku Bunga di Tengah Tekanan Tarif Trump

    07/05/2025, 19.39 WIB
  • The Fed Waspadai Era Baru Suku Bunga Tinggi, Powell: 'Guncangan Pasokan' Jadi Tantangan Besar

    15/05/2025, 19.09 WIB
  • Ini Lho Penyebab Lambatnya Transmisi Penurunan BI Rate ke Suku Bunga Deposito dan Kredit

    03/06/2025, 03.35 WIB

ARTIKEL POPULER