Imbas Jeda Tarif AS-China, Indeks Utama Wall Street Catat Performa Solid Sepekan
NEW YORK, investortrust.id - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup pekan dengan performa solid, ditopang oleh reli saham teknologi dan mencairnya tensi perdagangan antara Washington dan Beijing. Indeks S&P 500 menguat 0,7% pada Jumat (16/5/2025) waktu setempat dan menutup perdagangan minggu ini dengan kenaikan 5,3%, pencapaian mingguan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga
Wall Street Masih Bertenaga, S&P 500 Reli 4 Hari Beruntun, Dow Melonjak Lebih dari 250 Poin
Nasdaq mencatat kenaikan mingguan 7,2%, didorong lonjakan Nvidia sebesar 16%, Meta Platforms naik 8%, serta Apple dan Microsoft yang masing-masing menambah 6% dan 3%. Indeks Dow Jones juga berhasil naik 3,4% sepanjang minggu, sekaligus masuk ke zona hijau untuk tahun berjalan.
Reli terjadi meskipun data sentimen konsumen dari University of Michigan menunjukkan level yang mendekati rekor terendah. Ekspektasi inflasi jangka pendek kembali naik ke 7,3%, menunjukkan kekhawatiran publik terhadap harga barang yang terus meningkat.
Baca Juga
Ekspektasi Inflasi AS Melonjak di Tengah Ketidakpastian Tarif
Namun pasar fokus pada perkembangan positif dari sisi geopolitik. Kesepakatan jeda tarif selama 90 hari antara AS dan China dianggap cukup untuk mengurangi risiko ekonomi global yang lebih dalam.
“Pasar sedang menyesuaikan ulang ekspektasi terhadap risiko stagflasi. Banyak yang sebelumnya meyakini bahwa tarif akan langsung menaikkan inflasi secara tajam, tapi itu belum terlihat dalam data. Konsumen AS memang mengaku khawatir, tapi belanja mereka tetap tinggi. Konsumsi tetap menjadi penentu,” urai Jamie Cox dari Harris Financial Group, seperti dikutip CNBC.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Sementara itu, Presiden Donald Trump menyatakan pemerintah akan mengirim surat ke sejumlah negara mengenai struktur tarif baru dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan. Surat ini akan menggantikan format negosiasi bagi negara-negara yang tidak memiliki waktu untuk melakukan pembicaraan langsung dengan AS.

