Wall Street Mayoritas Menguat, S&P 500 Catat Kenaikan 5 Hari Beruntun
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS mayoritas menguat pada Senin waktu AS atau Selasa (29/4/2025) WIB. Indeks S&P 500 dan Dow Jones menguat, sedangkan Nasdaq turun tipis.
Baca Juga
Wall Street Reli: S&P 500 Menguat Empat Hari Beruntun, Catat Kenaikan 4,6% dalam Sepekan
Wall Street bersiap menghadapi minggu yang padat dengan laporan keuangan dan data ekonomi penting. Investor juga menanti kabar kemajuan dari negosiasi perdagangan.
Indeks S&P 500 naik 0,06% dan ditutup di 5.528,75, mencatat kemenangan kelima beruntun. Nasdaq Composite turun tipis 0,1% ke 17.366,13, sementara Dow Jones Industrial Average menguat 114,09 poin, atau 0,28%, menjadi 40.227,59.
Empat dari "Magnificent Seven" — Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft — sempat mendapat tekanan sepanjang sesi menjelang laporan kuartalan mereka. Apple dan Meta berhasil naik sekitar 0,4%, sementara Microsoft turun 0,2% dan Amazon melemah 0,7%.
Menurut data FactSet, 73% perusahaan yang telah melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama berhasil melewati estimasi analis, sedikit di bawah rata-rata lima tahun sebesar 77%. Namun, ekspektasi untuk kuartal kedua dan setahun penuh mulai diturunkan, karena banyak perusahaan mengeluarkan panduan hati-hati terkait ketidakpastian akibat tarif Trump.
Pada Senin, Menteri Keuangan Scott Bessent tidak banyak memberikan kejelasan soal arah negosiasi dengan China, meski menyatakan bahwa tanggung jawab tidak berada di tangan AS. Ia juga menambahkan bahwa kemajuan dalam negosiasi dengan negara lain, seperti India, berjalan cukup positif.
“Terserah China untuk meredakan ketegangan, karena mereka menjual lima kali lebih banyak ke kita dibandingkan kita ke mereka, sehingga tarif 120%, 145% ini tidak berkelanjutan,” kata Bessent di CNBC.
Komentarnya muncul setelah Trump pekan lalu menyatakan pembicaraan dengan China sedang berlangsung, membantah klaim Beijing bahwa tidak ada negosiasi.
Baca Juga
Bantah Trump, China Sebut Tak Ada Pembicaraan Dagang yang Berlangsung dengan AS
"Beberapa hari terakhir ada indikasi bahwa ketegangan perdagangan AS-China mulai mereda, dengan kedua belah pihak sedikit mengendurkan tarif tidak berkelanjutan yang diberlakukan awal bulan ini," tulis ekonom Barclays, Jonathan Millar, seperti dilansir CNBC. Namun, ini masih sebatas retorika, dan pihaknya tetap skeptis akan ada momentum konkret untuk menghindari resesi AS.
April ini ditandai dengan pergerakan liar di pasar saham setelah Trump mengumumkan rencana tarif besar-besaran, lalu mengendurkan sebagian.
Sepanjang bulan ini, S&P 500 tercatat turun lebih dari 1%, sekitar 10% di bawah rekor tertingginya pada Februari lalu. Dow merosot lebih dari 4% bulan ini, sementara Nasdaq naik 0,4%.
S&P 500 sempat masuk wilayah 'bearish' pada 7 April, namun telah sedikit pulih meski belum mampu menembus level resistensi utama.
Pekan ini, investor juga akan mencermati sejumlah laporan ketenagakerjaan serta data inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Puncaknya adalah laporan nonfarm payrolls pada Jumat, serta data PDB kuartal pertama dan indeks inflasi favorit The Fed yang keluar Rabu.

