main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. macro

Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-Cina Jeda Strategis 



JAKARTA, investortrust.id - Fungsionaris Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Muhammad Sirod menilai keputusan Amerika Serikat dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor merupakan jeda strategis dalam masa 90 hari. Langkah kedua negara adidaya tersebut merupakan bentuk kalkulasi ulang dalam menghadapi situasi geopolitik dan ekonomi global yang semakin kompleks.

Ia menyebut kesepakatan itu sebagai 'jeda nafas', bukan solusi jangka panjang. “Kalau dipaksakan terus, keduanya akan saling menjadi arang. Ini adalah jeda yang dibutuhkan untuk menghindari eskalasi lebih besar,” ujar Sirod dalam sesi wawancara yang disiarkan secara nasional, pada 13 Mei 2025.


https://cloudinary-a.akamaihd.net/dzvyafhg1/image/upload/v1743588279/investortrust-bucket/images/1743588279873.png
Tabel 15 negara yang dinilai paling merugikan perdagangan AS. Infografis: Investortrust. 


Baca Juga

Signal Genting Ekonomi Kuartal I, the Devil in the Details

Ia juga menyoroti bagaimana Amerika mulai merestrukturisasi posisi globalnya. Ini dari peran sebagai ‘polisi dunia’ menuju peran yang lebih realistis dan pragmatis, termasuk dengan mulai melakukan diplomasi terbuka ke Timur Tengah.



Indonesia Perlu Perkuat EV hingga Pangan
Terkait dampaknya terhadap Indonesia, Sirod menyampaikan bahwa kondisi ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat posisi dalam rantai pasok global, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, dan membangun hubungan bilateral yang adaptif dengan mitra strategis. Ia juga menilai respon pemerintah Indonesia, khususnya melalui strategi dagang Presiden Prabowo Subianto dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto cukup adaptif dan cerdas dalam menghadapi gejolak tersebut.


“Indonesia jangan hanya menunggu. Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat industri dalam negeri. Ini terutama di sektor kendaraan listrik, nikel, dan pangan,” tambahnya.

 

Baca Juga

Harga Minyak Melonjak setelah Perang Dagang Mereda, Bisa Saja Pertamina Menaikkan Harga BBM


Sirod juga menyinggung risiko global lain, termasuk konflik India-Pakistan dan ketegangan Timur Tengah. Menurutnya, hal itu berkelindan dengan dinamika perang dagang AS-Cina.


Ia juga menegaskan pentingnya kesadaran kolektif nasional. “Kita harus cerdas membaca situasi global, tapi juga waspada. Ekonomi mikro dalam negeri juga sedang butuh penanganan serius.”


Ia juga menggarisbawahi peran aktif kalangan dunia usaha dalam merespons dinamika internasional yang mempengaruhi ekonomi nasional. Dia berharap pemerintah dan pelaku usaha dapat bersinergi membangun ketahanan ekonomi Indonesia secara sistemik dan berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

  • Muhammad Sirod: Penundaan Tarif AS-Cina Jeda Strategis 

    13/05/2025, 10.25 WIB
  • Imbas Jeda Tarif AS-China, Indeks Utama Wall Street Catat Performa Solid Sepekan

    16/05/2025, 21.13 WIB
  • Bursa Eropa Menguat Imbas Penundaan Tarif Trump, DAX Jerman Tembus Rekor Baru

    27/05/2025, 19.29 WIB
  • Pasar Asia-Pasifik Dibuka Bervariasi, Investor Cerna Penundaan Tarif AS

    27/05/2025, 00.01 WIB
  • Tarif Kembali Normal, Tarif Listrik Alami Inflasi 26,99% pada April 2025

    02/05/2025, 03.29 WIB

ARTIKEL POPULER