Dibayangi Tarif Trump, Ekonomi Jepang Kuartal I-2025 Alami Kontraksi
TOKYO, investortrust.id - Ekonomi Jepang menyusut 0,2% secara kuartalan pada tiga bulan pertama tahun ini, menurut data awal pemerintah yang dirilis Jumat (16/5/2025). Ini merupakan kontraksi kuartalan pertama dalam setahun.
Baca Juga
Pasar Jepang Terguncang Tarif Trump, Nikkei Anjlok Lebih dari 2%
Angka tersebut lebih buruk dibandingkan kontraksi 0,1% yang diperkirakan oleh ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Secara tahunan (annualized), PDB Jepang tercatat turun 0,7% pada kuartal pertama, lebih dalam dari perkiraan kontraksi 0,2%.
Namun, secara tahunan (year-on-year), PDB Jepang tumbuh 1,7%, ekspansi terbesar sejak kuartal I-2023 dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 1,3% pada kuartal sebelumnya.
Data PDB ini dirilis di tengah berlangsungnya negosiasi dagang antara Jepang dan Amerika Serikat, meski pembicaraan awal sejauh ini belum menghasilkan kesepakatan konkret.
Bank Sentral Jepang (BOJ) pada 13 Mei lalu memperingatkan bahwa ekonomi Jepang kemungkinan akan melambat ke depan, terutama karena dampak dari kebijakan dagang global.
“Guncangan permintaan negatif diperkirakan akan terjadi, termasuk akibat meningkatnya ketidakpastian terhadap investasi barang modal dan konsumsi rumah tangga, penurunan volume ekspor ke Amerika Serikat, serta memburuknya profitabilitas ekspor Jepang,” tulis BOJ, seperti dikutip CNBC.
Bank sentral juga mencatat bahwa kebijakan tarif AS akan memberikan tekanan turun terhadap aktivitas ekonomi dan harga di Jepang.
Meski ada kekhawatiran terhadap pertumbuhan, BOJ tampaknya tetap akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya. Beberapa anggota dewan menilai target inflasi 2% dapat tercapai, dan suku bunga akan dinaikkan lebih lanjut jika prospek ekonomi dan harga mendukung.
Baca Juga
Inflasi Inti Jepang Februari Capai 3% YoY, Memperkuat Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BOJ
Inflasi Jepang telah melampaui target 2% BOJ selama tiga tahun berturut-turut, dengan angka terbaru mencapai 3,6% pada April.
Namun, sejumlah anggota dewan BOJ juga memperingatkan bahwa prospek masih penuh ketidakpastian, dan menyerukan agar kebijakan moneter dijalankan secara fleksibel dan sesuai perkembangan.
BOJ mempertahankan suku bunga di 0,5% pada 1 Mei, untuk pertemuan kedua secara berturut-turut.

