Kontraksi Ekonomi AS, Trump Salahkan Biden
WASHINGTON, investortrust.id - Di tengah tekanan data ekonomi kuartal I yang menunjukkan kontraksi 0,3%, Presiden AS Donald Trump memilih menyalahkan pendahulunya, Joe Biden, atas pelemahan ekonomi, dan menyiratkan bahwa skenario serupa akan terjadi untuk kuartal II.
Baca Juga
Ekonomi AS Kuartal I-2025 Susut 0,3%, Ketidakpastian Tarif Trump Bayangi Aktivitas Bisnis
Dalam pertemuan kabinet di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa PDB yang negatif adalah “warisan Biden,” meski laporan Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa lonjakan impor - akibat tarif Trump - menjadi faktor utama kontraksi. Belanja pemerintah yang menurun, terutama di sektor pertahanan, turut menambah beban.
Sikap Trump yang melempar kesalahan ke pemerintahan sebelumnya memunculkan pertanyaan baru di kalangan investor tentang arah kepemimpinan ekonomi AS. “Tarif akan segera berdampak positif, perusahaan-perusahaan sedang datang dalam jumlah besar,” ujar Trump. Namun, laporan ADP memperlihatkan penambahan lapangan kerja yang hanya 62.000 di April, terlemah sejak Juli 2024, dan jauh di bawah ekspektasi.
Pasar saham sempat anjlok tajam setelah rilis data PDB dan laba korporasi yang mengecewakan. Meskipun pulih sebagian di sesi akhir, kekhawatiran tentang kejelasan arah kebijakan ekonomi membayangi reli jangka pendek.
Retorika menyalahkan Biden juga bisa mengganggu upaya Trump dalam mengeklaim berbagai pencapaian ekonomi di masa awal masa jabatan keduanya. Dalam pidato peringatan 100 hari pemerintahannya pada Selasa malam, Trump menyatakan, “Harga-harga sekarang jauh lebih rendah,” dan mengeklaim, “itulah hasil kerja saya.”
Namun, laporan PDB terbaru justru menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran inflasi favorit The Fed, naik tajam menjadi 3,6% pada kuartal I, dari 2,4% di kuartal sebelumnya.
Sementara itu, para ahli menilai pelemahan perekrutan tenaga kerja dan anjloknya kepercayaan konsumen berasal dari ketidakpastian seputar kebijakan tarif Trump.
Baca Juga
Pertumbuhan Payroll Swasta AS April Jeblok ke 62.000, Terendah Sejak Juli 2024
Upaya Trump untuk menghindari tanggung jawab ekonomi ini dinilai mencerminkan pola yang sama dengan cara ia pernah mengeklaim reli pasar saham selama pemerintahan Biden.
Pada 29 Januari 2024, saat masih menjadi kandidat presiden, Trump menulis di Truth Social: “Ini pasar milik Trump karena polling saya melawan Biden sangat baik, investor memproyeksi saya akan menang.”
Andrew Bates, mantan juru bicara Gedung Putih di era Biden, mengkritik keras klaim Trump ini.
“Ketika Joe Biden menyerahkan ekonomi dengan performa terbaik di dunia kepada Donald Trump, para ahli memuji AS karena meninggalkan semua negara maju lainnya. Sekarang, kita sedang meluncur ke arah Trump-cession,” kritik Bates dalam pernyataannya, seperti dikutip CNBC.
Analis menilai ketidakpastian kebijakan tarif menjadi hambatan utama bagi kepercayaan pasar dan konsumen. Retorika Trump saat ini justru berisiko menciptakan ‘Trump-cession’, sebuah resesi yang bersumber dari ketidakpastian buatan sendiri.
Investor akan mencermati langkah Trump selanjutnya, terutama menjelang musim laporan keuangan dan pertemuan ekonomi dengan para pelaku industri minggu ini.

