Yield Obligasi AS Naik Jelang Rilis Data Inflasi Terbaru
NEW YORK, invesortrust.id - Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik tipis pada Rabu (14/5/2025), di tengah ekspektasi investor terhadap rilis data lanjutan mengenai inflasi dan belanja konsumen yang dapat memberikan arah baru bagi kebijakan moneter.
Baca Juga
Sinyal Resesi Menurun Pasca-kesepakatan AS-China, Yield USTreasury Naik Tajam
Yield Treasury tenor 10 tahun naik 3,7 basis poin menjadi 4,536%, sementara tenor 2 tahun meningkat 4,2 basis poin ke level 4,059%. Kenaikan tersebut terjadi sehari setelah laporan inflasi konsumen (CPI/consumer price index) untuk April menunjukkan angka yang lebih jinak dibanding perkiraan, menurunkan tekanan terhadap ekspektasi suku bunga jangka pendek.
CPI naik 2,3% secara tahunan, di bawah konsensus 2,4%, sementara inflasi inti berada di 2,8%, sesuai proyeksi. Data ini membuat pasar lebih tenang setelah sempat khawatir terhadap efek dari kenaikan tarif besar-besaran yang diumumkan Presiden Donald Trump bulan lalu.
Meski demikian, pasar belum sepenuhnya mengesampingkan risiko jangka menengah. Federal Reserve dalam pertemuan bulan Mei menyatakan kekhawatiran terhadap potensi stagflasi, yaitu kombinasi antara inflasi tinggi dan pertumbuhan lambat.
Namun sejumlah sinyal positif belakangan ini mulai memperbaiki sentimen, termasuk kesepakatan dagang parsial dengan Inggris, jeda 90 hari atas tarif balasan, serta langkah damai sementara dengan Tiongkok terkait bea masuk lintas negara.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Analis dari Deutsche Bank menyatakan bahwa dampak tarif dalam data inflasi sejauh ini masih “terbatas.”
“Ekonom kami menilai bahwa data April masih terlalu dini untuk mencerminkan dampak penuh dari tarif Hari Pembebasan, dan kemungkinan baru akan mulai terlihat dalam data inflasi konsumen bulan Juni,” tulis Deutsche Bank dalam catatan pasar, seperti dikutip CNBC.
Pasar kini akan menantikan laporan PPI (producer price index) dan data konsumsi rumah tangga, serta angka klaim pengangguran mingguan, untuk melihat apakah tren disinflasi masih akan bertahan dan mendukung stabilitas pasar obligasi.

