Nvidia dan Data Inflasi AS Topang Penguatan Wall Street
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS mayoritas menguat pada Selasa waktu setempat atau Rabu (14/5/2025) WIB. Indeks S&P 500 kembali ke wilayah positif untuk tahun 2025 setelah investor melanjutkan aksi beli yang dipicu meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok.
Baca Juga
Indeks S&P 500 menguat 0,72% dan ditutup di level 5.886,55. Sementara itu, Nasdaq Composite melonjak 1,61% ke posisi 19.010,08. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 269,67 poin atau 0,64% akibat tekanan dari saham UnitedHealth yang anjlok hampir 18%.
Saham Nvidia melonjak 5,6% setelah perusahaan mengumumkan akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) unggulannya ke Arab Saudi. Saham semikonduktor lain turut menguat, dengan Broadcom naik hampir 5% dan AMD menambahkan 4%.
Kenaikan Selasa membuat S&P 500 mencatatkan kenaikan sekitar 0,1% sepanjang tahun ini. Sebelumnya, indeks ini sempat turun lebih dari 17% akibat kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan yang menekan kepercayaan investor terhadap aset saham.
Namun pasar mendapat angin segar setelah AS dan Tiongkok sepakat menangguhkan tarif selama 90 hari awal pekan ini. Kabar tersebut telah mendorong pasar menguat tajam pada Senin, dengan indeks Dow melonjak lebih dari 1.000 poin.
"Gabungan kabar dagang itu dengan kesepakatan chip besar di Arab Saudi, penurunan inflasi yang akan mendekatkan pemangkasan suku bunga, serta rincian signifikan soal pemangkasan pajak, menciptakan pasar yang mendukung aset berisiko," papar Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, seperti dikutip CNBC. Gedung Putih pada Selasa juga mengumumkan investasi sebesar 600 miliar dolar AS di dalam negeri.
Inflasi Melunak
Katalis positif lainnya datang dari data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan.
Indeks harga konsumen (CPI), yang merupakan ukuran luas dari biaya barang dan jasa di seluruh perekonomian AS, naik 2,3% secara tahunan pada April. Ekonom yang disurvei Dow Jones sebelumnya memperkirakan inflasi tetap di angka 2,4% secara tahunan.
Baca Juga
“Dengan data itu, dua ketakutan utama pasar, resesi akibat tarif dan inflasi yang membandel, terlihat mulai mereda,” ujar Chris Zaccarelli, chief investment officer di Northlight Asset Management. Ia menyebut masih mencermati risiko valuasi yang tinggi dan konsentrasi pasar. Tapi dalam jangka pendek, pasar sangat menyukai data ini dan kemungkinan besar akan melanjutkan euforia dari kabar dagang Tiongkok.

