Saham Semikonduktor Topang Wall Street, Negosiasi AS-China Jadi Katalis
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS menguat pada penutupan Senin waktu AS atau Selasa (10/6/2025) WIB. Wall Street memulai pekan ini dengan sentimen positif dari perkembangan negosiasi dagang AS-China.
Indeks S&P 500 ditutup naik tipis 0,09% ke level 6.005,88, mencatat penguatan dua sesi berturut-turut. Nasdaq juga menguat 0,31% ke 19.591,24, sementara Dow Jones sedikit terkoreksi 1,11 poin ke 42.761,76.
Baca Juga
Pertemuan antara pejabat tinggi AS dan China di London menjadi pendorong utama sentimen. Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer hadir dalam delegasi AS, sementara Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett menyampaikan harapan untuk kesepakatan konkret.
“Tujuan pertemuan hari ini adalah memastikan bahwa mereka serius ... untuk benar-benar bersalaman ... dan menyelesaikan ini,” ujar Hassett dalam wawancara dengan CNBC. Ia menambahkan, “Harapan kami adalah, segera setelah bersalaman, segala bentuk pengendalian ekspor dari pihak AS akan dilonggarkan, dan pasokan rare earth akan dirilis dalam volume besar.”
Saham sektor semikonduktor memimpin reli di tengah harapan normalisasi perdagangan. Qualcomm naik lebih dari 4% setelah mengumumkan akuisisi Alphawave senilai 2,4 miliar dolar AS. Advanced Micro Devices melonjak 4,8%, Texas Instruments 3,5%, dan Nvidia juga mengalami kenaikan. Saham Alibaba ikut terdongkrak 1,8%.
Menurut Larry Tentarelli dari Blue Chip Daily Trend Report, “Investor melakukan aksi beli yang agresif terhadap saham-saham blue-chip China dan semikonduktor AS hari ini, keduanya merupakan pihak yang diuntungkan dari pembicaraan dagang AS-China.”
Sementara itu, saham Apple terkoreksi 1,2% usai ajang Worldwide Developers Conference 2025, yang menampilkan desain ulang sistem operasi iPhone pertama sejak 2013.
Baca Juga
Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada data inflasi. Indeks harga konsumen akan dirilis Rabu, disusul indeks harga produsen pada Kamis. Pasar menanti indikasi baru terkait tekanan harga yang dipicu oleh tarif impor.

