Microsoft dan Meta Pulihkan Sentimen AI, Dorong Penguatan Wall Street
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS menguat pada Kamis waktu setempat atau Jumat (2/5/2025) WIB. Wall Street terdongkrak oleh hasil kuartalan yang kuat dari dua raksasa teknologi, Microsoft dan Meta. Pasar sebelumnya khawatir bahwa kemajuan kecerdasan buatan (AI) akan terhambat oleh gejolak ekonomi.
Baca Juga
Wall Street Bergejolak Dipicu Kontraksi Ekonomi AS, Dow Masih Mampu Menguat di Atas 100 Poin
Dow Jones Industrial Average naik 83,60 poin (0,21%) menjadi 40.752,96. S&P 500 menguat 0,63% menjadi 5.604,14, masih sedikit di bawah levelnya sebelum pengumuman tarif “Liberation Day” oleh Presiden Donald Trump pada awal April. Nasdaq Composite naik 1,52% ke level 17.710,74, menghapus seluruh pelemahan yang tercatat sejak 2 April.
Kekhawatiran investor bahwa tarif Trump dan potensi perlambatan ekonomi AS akan membebani perdagangan saham berbasis AI mereda setelah Meta Platforms membukukan pendapatan kuartal pertama yang melampaui ekspektasi. CEO Meta, Mark Zuckerberg, menyatakan bahwa perusahaannya berada dalam posisi kuat untuk menghadapi ketidakpastian makroekonomi.
Microsoft juga melaporkan kinerja di atas proyeksi baik dari sisi pendapatan maupun laba. Manajemen Microsoft menyatakan bahwa mereka memperkirakan belanja modal akan meningkat seiring ekspansi kapasitas pusat data, menegaskan bahwa “cloud dan AI adalah komponen esensial untuk mendorong output, memangkas biaya, dan mempercepat pertumbuhan.”
Saham Microsoft melonjak 7,6%, sementara saham Meta naik 4,2%. Sektor teknologi informasi menjadi penggerak utama S&P 500 dengan kenaikan lebih dari 2%, jauh mengungguli 10 sektor lainnya.
“Sedikit saham yang benar-benar kebal dari tarif Trump dan perang dagang, tapi AI jauh lebih tidak terdampak daripada yang diperkirakan investor. Kita masih berada di fase awal dari kurva pertumbuhan AI yang sangat tajam, terutama pada sisi infrastruktur,” urai Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital Management, seperti dikutip CNBC.
Data Ekonomi Melemah
Klaim pengangguran mingguan naik menjadi 241.000, melebihi perkiraan Dow Jones sebesar 225.000, dan sempat membatasi euforia pasar pada Kamis. Data ini memperkuat kekhawatiran setelah laporan PDB kuartal pertama yang mengecewakan. Angka pengangguran tersebut juga meningkatkan tensi menjelang rilis data non-farm payrolls bulan April pada hari Jumat.
Pada sesi sebelumnya, Rabu (30/4/2025), S&P 500 dan Dow sempat pulih dari tekanan meski perdagangan berlangsung volatil. Indeks S&P 500 sempat turun lebih dari 2% di titik terendahnya, dan Dow kehilangan lebih dari 780 poin sebelum akhirnya rebound.
Pasar awalnya terguncang oleh data lemah dari Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan PDB menyusut 0,3% secara tahunan—kontraksi pertama sejak kuartal I 2022. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 0,4%.
Baca Juga
Ekonomi AS Kuartal I-2025 Susut 0,3%, Ketidakpastian Tarif Trump Bayangi Aktivitas Bisnis
Hari Rabu menandai hari perdagangan terakhir di bulan April, yang diwarnai volatilitas setelah pengumuman tarif “timbal balik” oleh Trump pada 2 April dan penangguhan sementara atas tarif tertinggi. S&P 500 bahkan sempat masuk wilayah bear market, turun lebih dari 20% dari rekor tertingginya pada Februari, sebelum memulihkan sebagian kerugiannya.
Namun, pemulihan tersebut belum cukup. S&P 500 dan Dow masing-masing mengakhiri April dengan penurunan sekitar 0,8% dan 3,2%. Sementara itu, Nasdaq mencatat kenaikan 0,9% selama periode yang sama.



