Sektor Teknologi Topang Wall Street, Saham Nvidia Melonjak Lebih dari 4%
NEW YORK, investortrust.id – Pasar saham AS mayoritas menguat pada perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis (15/5/2025) WIB.
Baca Juga
Indeks S&P 500 mencatat penguatan tipis 0,10% ke level 5.892,58 pada Rabu (13/5), menandai hari ketiga reli pasar yang didorong oleh meredanya tensi tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Nasdaq juga naik 0,72%, namun Dow Jones melemah tipis 0,21%.
Sektor teknologi menjadi motor penggerak utama. Saham Nvidia menguat lebih dari 4% setelah mengumumkan akan memasok 18.000 chip AI ke Arab Saudi. Saham AMD pun ikut melonjak setelah mengaktifkan program buyback senilai USD 6 miliar.
Secara mingguan, indeks utama mencatat performa impresif. S&P 500 naik lebih dari 4%, Dow hampir 2%, dan Nasdaq menanjak lebih dari 6%. Kenaikan ini sekaligus menempatkan S&P 500 kembali di zona positif untuk tahun 2025.
Katalis utama datang dari langkah bersama Washington dan Beijing yang memangkas tarif impor secara signifikan. Kedua negara sebelumnya saling mengancam akan memberlakukan tarif ekstrem di atas 100%.
“Meski perkembangan ini tampaknya menandai puncak dari kekhawatiran investor dan ketidakpastian kebijakan, masih banyak hal yang belum pasti mengenai di mana tingkat tarif akan berakhir,” ujar Adam Turnquist dari LPL Financial, seperti dikutip CNBC. Namun, untuk saat ini, investor menyambut baik suasana yang lebih meredakan, terutama kesepakatan sementara yang dicapai dengan Tiongkok.
Pasar melihat sinyal positif dari kesepakatan tersebut meski belum ada rincian final. Presiden Donald Trump menyebut bahwa proses menuju kesepakatan permanen tidak akan berjalan cepat.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
Daniel Skelly dari Morgan Stanley menambahkan bahwa arah reli berikutnya akan bergantung pada dukungan kebijakan struktural. “Kenaikan pasar selanjutnya akan menunggu inisiatif kebijakan yang bisa menjadi angin segar hingga 2026, termasuk deregulasi dan rancangan undang-undang pajak pro-pertumbuhan,” katanya. Namun untuk saat ini, ia menyarankan, investor sebaiknya fokus pada strategi beli saat koreksi, dan memilih saham-saham berkualitas dengan estimasi laba yang realistis.

