Yield USTreasury 10-Tahun Melonjak Seiring Sinyal Positif Kesepakatan Dagang AS-Inggris
NEW YORK, investotrust.id - Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak pada Kamis (8/5) seiring pasar menyerap sinyal positif dari pengumuman awal kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris, kerangka perjanjian besar pertama sejak lonjakan tarif global oleh Gedung Putih.
Baca Juga
Yield USTreasury 10-Tahun Menguat, Investor Pantau Isyarat Kebijakan The Fed
Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun naik lebih dari 11 basis poin menjadi 4,39%, tertinggi dalam sepekan terakhir. Sementara itu, tenor 2 tahun naik ke level 3,89% setelah mencetak kenaikan harian dua digit. Kenaikan ini mencerminkan ekspektasi investor terhadap percepatan aktivitas perdagangan internasional dan kemungkinan penyesuaian kebijakan moneter di tengah tekanan fiskal baru.
Kerangka kesepakatan AS-Inggris diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump dari Kantor Oval, bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer via sambungan telepon. Trump menetapkan tarif dasar 10% atas barang-barang asal Inggris yang masuk ke AS, sembari menyatakan bahwa “rincian final tengah disusun dan akan rampung dalam beberapa pekan ke depan.”
Baca Juga
Trump Ungkap Kesepakatan Dagang AS-Inggris, Pertahankan Tarif Dasar 10%
Meski minim kepastian, pasar bereaksi positif. “Pasar tidak menuntut kesempurnaan, tetapi arah. Dan arah yang jelas menuju peredaan tensi perdagangan global cukup untuk mendorong imbal hasil naik dan saham reli,” beber Gregory Faranello dari AmeriVet Securities, seperti dikutip CNBC.
Data pasar juga menunjukkan penguatan lanjutan pada indeks saham utama Wall Street, di tengah jeda kebijakan suku bunga oleh The Fed. Bank sentral AS sehari sebelumnya menahan suku bunga di level 4,25–4,5%, namun mengisyaratkan potensi revisi proyeksi ke depan bila tarif tambahan benar-benar diterapkan secara luas.
Baca Juga
The Fed Pertahankan Suku Bunga, Soroti Ancaman Risiko Inflasi dan Pengangguran
Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa eskalasi tarif dapat menunda pencapaian target inflasi dan ketenagakerjaan. “Risiko inflasi dan pengangguran kini meningkat, tergantung bagaimana tarif-tarif tersebut benar-benar dijalankan dalam praktik,” ujarnya.
Langkah lanjutan pasar akan sangat ditentukan oleh pertemuan tingkat tinggi antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan delegasi Tiongkok pada 10 Mei mendatang di Swiss, yang diperkirakan menjadi babak baru dalam penyusunan ulang peta dagang global.

