Tenaga Kerja AS Tangguh, Yield USTreasury 10-Tahun Melonjak
NEW YORK, investortrust.id - Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat melonjak pada Jumat (2/5) menyusul rilis data tenaga kerja April yang lebih kuat dari proyeksi, memperkecil kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat oleh Federal Reserve.
Baca Juga
Ada Harapan Kesepakatan Dagang AS-China, Yield USTreasury 10-Tahun Melorot
Yield Treasury tenor 10 tahun naik 7 bps ke 4,308%, sementara obligasi 2 tahun—yang lebih sensitif terhadap arah kebijakan moneter—melonjak 12 bps ke 3,828%.
Laporan nonfarm payrolls menunjukkan adanya penambahan 177.000 pekerjaan secara musiman pada April, sedikit di bawah revisi Maret yang menjadi 185.000. Namun angka ini jauh melampaui estimasi 133.000 yang diperkirakan Dow Jones, mengindikasikan ketahanan pasar tenaga kerja meski di tengah ketidakpastian kebijakan tarif.
Tingkat pengangguran tetap di 4,2%, sejalan dengan ekspektasi pasar, memperkuat keyakinan bahwa kondisi ketenagakerjaan di AS masih cukup solid untuk saat ini. Pasar kini menantikan hasil pertemuan FOMC pada 6–7 Mei, dengan konsensus memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%, tidak hanya untuk bulan ini tetapi juga pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan CME FedWatch Tool, ekspektasi pemangkasan suku bunga kini bergeser ke bulan Juli.
Baca Juga
Lapangan Kerja AS April Tumbuh Kuat, Trump Kembali ‘Senggol’ The Fed
“Pasar sebelumnya agak khawatir tingkat pengangguran akan mulai naik dalam laporan kali ini, tapi ternyata tidak terjadi. Setidaknya sampai April, kondisi tenaga kerja masih menunjukkan kekuatan yang layak dicermati,” kata Rhys Williams, Chief Investment Officer di Wayve Capital, kepada CNBC.
Sentimen investor juga terbantu oleh kabar dari China, yang menyatakan sedang mempertimbangkan dimulainya kembali pembicaraan dagang dengan AS. Menurut pernyataan Kementerian Perdagangan China, pejabat tinggi AS telah beberapa kali menghubungi pihak terkait guna memulai negosiasi tarif.
Baca Juga
China Buka Peluang Dialog Dagang dengan AS, Pasar Asia Menguat
Beijing kembali menegaskan bahwa penghapusan tarif sepihak adalah syarat mutlak untuk memulihkan kepercayaan bilateral. “Jika AS ingin berbicara, maka harus menunjukkan ketulusan dan siap memperbaiki kebijakan yang keliru serta membatalkan tarif sepihak,” tegas otoritas perdagangan China.
Saat ini, tarif AS atas barang China berada di 145%, dan dibalas oleh China dengan tarif 125% atas produk asal AS, menciptakan ketegangan dagang yang terus mempengaruhi persepsi risiko global.

