Sinyal Resesi Menurun Pasca-kesepakatan AS-China, Yield USTreasury Naik Tajam
NEW YORK, investortrust.id - Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak pada hari Senin (12/5/2025) setelah Amerika Serikat dan China sepakat memangkas tarif satu sama lain, suatu langkah yang disambut positif oleh para investor.
Baca Juga
Yield USTreasury 10-Tahun Melonjak Seiring Sinyal Positif Kesepakatan Dagang AS-Inggris
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik 10,2 basis poin ke level 4,477%, sedangkan imbal hasil obligasi tenor 2 tahun melonjak lebih dari 11,9 basis poin ke 4,002%.
AS dan China mencapai kesepakatan perdagangan untuk menurunkan tarif, dengan kedua negara pada hari Senin mengumumkan penangguhan sebagian besar bea masuk yang sebelumnya diberlakukan terhadap barang impor satu sama lain. Sebelumnya, AS mengenakan tarif sebesar 145% terhadap produk China, sementara Beijing membalas dengan tarif 125%. Kesepakatan baru menurunkan total tarif terhadap China menjadi 30%, tetap mempertahankan bea 20% yang terkait fentanyl.
“Jika mempertimbangkan pengumuman kesepakatan perdagangan AS-Inggris pekan lalu, sentimen terhadap perang dagang yang dipimpin Trump jelas telah berubah ke arah yang lebih positif,” beber Ian Lyngen, kepala strategi suku bunga AS di BMO, seperti dikutip CNBC. Mencairnya ketegangan dagang antara AS dan China akan memberi fleksibilitas tambahan bagi The Fed.
Ekonom sebelumnya mengkhawatirkan bahwa AS, bahkan dunia, bisa tergelincir ke dalam resesi jika kedua negara tetap mempertahankan tarif tinggi satu sama lain.
“Kami menggelar pembicaraan yang sangat produktif dan saya percaya bahwa tempat pertemuan di Danau Jenewa memberikan ketenangan yang berkontribusi pada proses yang sangat positif,” ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam konferensi pers, usai bertemu dengan perwakilan perdagangan China selama akhir pekan di Swiss.
Baca Juga
Terobosan Perang Dagang: AS-China Sepakat Pangkas Tarif Selama 90 Hari
“Kami telah mencapai kesepakatan jeda selama 90 hari dan secara substansial menurunkan tingkat tarif. Kedua belah pihak akan memangkas tarif balasan mereka sebesar 115%,” tambah Bessent. Ia juga mengatakan kepada CNBC dalam program “Squawk Box” pada hari Senin bahwa dirinya berharap dapat bertemu kembali dengan delegasi China dalam “beberapa minggu ke depan” untuk membahas kesepakatan dagang yang lebih menyeluruh.
Baca Juga
Yield USTreasury 10-Tahun Menguat, Investor Pantau Isyarat Kebijakan The Fed
Peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dalam waktu dekat pun semakin kecil, karena kian berkurangnya alasan bagi bank sentral untuk melakukan intervensi demi mendongkrak pasar tenaga kerja, apabila ekonomi AS berhasil menghindari resesi. Berdasarkan FedWatch Tool milik CME, pasar saat ini hanya memperkirakan kemungkinan 11,3% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan 17-18 Juni mendatang.

