The Fed Pertahankan Suku Bunga, Soroti Ancaman Risiko Inflasi dan Pengangguran
WASHINGTON, investortrust.id - Federal Reserve kembali mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25%–4,50%, sambil menegaskan komitmennya terhadap stabilitas harga dan pencapaian lapangan kerja maksimum. Di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan tekanan inflasi yang belum mereda, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyoroti risiko dalam mandat ganda The Fed, yaitu inflasi dan pengangguran.
Baca Juga
The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Masih Proyeksikan Dua Pemangkasan Tahun Ini
Dalam pernyataan terbarunya, Rabu (7/5/2025) waktu setempat, The Fed mengakui bahwa aktivitas ekonomi tetap tumbuh secara solid meskipun dipengaruhi oleh fluktuasi ekspor-impor. Sementara tingkat pengangguran bertahan di level rendah dan kondisi pasar tenaga kerja tetap kuat, tekanan inflasi masih berada di atas target 2 persen.
Komite menyatakan akan tetap mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek, serta terus mengevaluasi data-data ekonomi terbaru dalam menentukan arah penyesuaian suku bunga di masa mendatang.
“The Fed mengambil pendekatan berbasis data dan siap menyesuaikan kebijakan jika risiko yang mengancam prospek ekonomi mulai nyata,” demikian ringkasan sikap kebijakan dari pernyataan FOMC, dikutip dari situs The Fed.
Baca Juga
Keputusan ini didukung oleh seluruh anggota komite, termasuk Ketua Jerome Powell dan Wakil Ketua John Williams. Neel Kashkari memberikan suara sebagai anggota pengganti.
Bagi pelaku pasar, sinyal dari The Fed menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap ketat dalam waktu dekat, meski ruang pelonggaran tetap terbuka apabila pelemahan tenaga kerja menjadi lebih kentara atau tekanan harga mulai mereda. Pasar keuangan akan memantau ketat rilis data ketenagakerjaan dan inflasi dalam beberapa bulan ke depan untuk mengantisipasi potensi arah perubahan suku bunga.

