OJK Dorong Industri Asuransi Berperan dalam Program MBG, Risiko Keracunan Jadi Fokus
JAKARTA, investortrust.id - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mendorong keterlibatan aktif dari industri asuransi dalam mendukung program strategis pemerintah, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya, saat ini asosiasi industri seperti Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tengah menyusun proposal awal untuk merumuskan dukungan konkret terhadap program tersebut.
“Dalam mendorong penetrasi di industri asuransi, salah satu kebijakan dari OJK adalah mendorong industri asuransi untuk berperan aktif dalam mendukung program pemerintah,” ujar Ogi, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) April 2025, Jumat (9/5/2025).
Baca Juga
Sebut Korban Keracunan Hanya 200 dari 3,4 Juta Orang, Prabowo: Keberhasilan MBG 99,99%
“Untuk penyelenggaraan program MBG, asosiasi telah mengidentifikasi berbagai risiko yang berpotensi dihadapi. Baik penyediaan bahan baku, pengolahan, dan distribusi ke konsumen,” sambungnya.
Ogi menjelaskan, beberapa risiko utama yang telah diidentifikasi antara lain adalah risiko keracunan makanan atau food poisoning yang mungkin dialami oleh penerima MB seperti anak sekolah, balita, serta ibu hamil dan menyusui.
Selain itu, ada pula risiko kecelakaan kerja bagi pelaksana program seperti Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) maupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan asosiasi dan menyampaikan proposal untuk dukungan industri asuransi terhadap program MBG,” kata Ogi.
Baca Juga
Prabowo Gembleng Petugas Dapur MBG: Tidak Boleh Lengah dan Kongkalikong
“Tentunya nanti kita akan membicarakan masalah besarnya pertanggungan atau santunan yang diberikan dan premi yang harus dibayarkan,” lanjut dia.
Ogi berharap, jika nantinya industri asuransi resmi terlibat dalam program MBG tersebut, besaran preminya bisa tetap terjangkau. “Kami ingin memastikan bahwa besarnya premi karena ini menyeluruh, mungkin tidak terlalu besar. Sehingga bisa memenuhi harapan bagi risiko-risiko untuk keracunan makanan ataupun kecelakaan kerja,” ucapnya.

