Hambatan Non-Tarif Menjadi Masalah Utama Ekspor CPO ke Eropa, Pemerintah Diminta Negosiasi
JAKARTA, investortrust.id – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyoroti hambatan non-tarif dalam penyelesaian perundingan perdagangan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Pasalnya, menurut Faisal, hambatan paling besar dalam perluasan pasar ekspor Indonesia masih bersumber dari non-tarif dan bukan dari tarif. Ia mencontohkan, hambatan non-tarif ini terjadi pada ekspor kelapa sawit ke Uni Eropa.
Baca Juga
Optimistis, IEU-CEPA Bisa Buat Indonesia Ekspor CPO ke Eropa
Diketahui, kelapa sawit Indonesia hingga kini masih terhalang regulasi EUDR (European Union Deforestation Regulation) dengan tujuan untuk mencegah produk yang menyebabkan deforestasi, termasuk produk kelapa sawit masuk ke pasar Eropa.
"Tapi sekali lagi hambatan itu bukan hanya di tarif, tapi di hambatan non-tarif, kebijakan-kebijakan terkait dengan spek standar dan lain-lain," ucap Faisal kepada Investortrust.id, Senin (9/6/2025).
Apalagi, menurut Faisal, Indonesia berhasil memenangkan sengketa perdagangan yang digelar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) melalui Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body/DSB) terkait diskriminasi kelapa sawit asal Indonesia.
"Jadi artinya nanti bergantung sejauh mana sebetulnya hasil negosiasinya, cuma yang satu yang harus diperhatikan di sini adalah bahwa peluang ekspor Indonesia ke Uni Eropa itu ditentukan bukan hanya melalui penurunan tarif, tapi pelonggaran dari sisi non-tarifnya," paparnya.
Baca Juga
Apindo Sebut Potensi IEU CEPA Dapat Jadi Booster Pertumbuhan Ekonomi RI
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan sejumlah target yang akan diperdalam dalam perjanjian kerja sama Indonesia-European Union Comprehensive Partnership (IEU-CEPA). Salah satunya, pembukaan untuk ekspor komoditas penting Indonesia, yaitu minyak kelapa sawit atau CPO.
“Terkait dengan kelapa sawit, dijanjikan akan diberikan perhatian khusus,” kata Airlangga saat konferensi pers perkembangan negosiasi Indonesia-EU CEPA, yang digelar daring, Sabtu (7/6/2025).

