Kunjungi Indonesia, Parlemen India Bahas Hambatan Dagang Hingga Restorasi Candi Prambanan
JAKARTA, investortrust.id – Delegasi parlemen yang mewakili semua partai di India melakukan kunjungan resmi ke Indonesia. Selain mengajak Indonesia untuk memerangi terorisme, lawatan pada 28-31 Mei 2025 ini juga bertujuan memperkuat kerja sama strategis dan parlementer dengan Indonesia.
“Seperti yang Anda ketahui, di bawah kerangka G20, anggota parlemen kami bertemu secara teratur dan ini merupakan interaksi yang sangat produktif dengan anggota parlemen,” jelas Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty, menjawab Investortrust.id, Jumat (30/5/2025).
Kemudian, di bawah organisasi BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa), parlemen Indonesia dan India juga memiliki platform untuk berinteraksi. Oleh karena itu sekarang, Indonesia telah membentuk Kelompok Persahabatan Parlemen India-Indonesia.
“Delegasi parlemen kami telah mengundang mereka ke India, jadi saya yakin mereka akan mengunjungi India,” sambung Sandeep.
Menurut dia, terdapat diskusi yang kuat antara anggota parlemen Indonesia dan India, baik dalam kapasitas pribadi mereka, maupun sebagai bagian dari kelompok (partai). Ketika Presiden Prabowo mengunjungi India dan bertemu pemimpin partai yang berkuasa, mereka sepakat memperdalam kerja sama antara kedua partai yang berkuasa. “Jadi, elemen itu juga ada di sana,” tegas Sandeep.
Baca Juga
Kunjungi Indonesia, Anggota Parlemen India Sebut Tidak Menoleransi Terorisme dan Pendukungnya
India dan Indonesia memiliki kemitraan strategis yang komprehensif, dengan hubungan diplomatik yang telah mencapai 75 tahun pada 2024. Selama kunjungan Presiden Prabowo ke India sebagai tamu utama untuk hari kemerdekaan mereka, pihak India menandatangani program pertukaran budaya dengan Indonesia, serta beberapa elemen yang hadir di sana.
“Satu elemen spesifik adalah mengerjakan restorasi candi. Kami telah mendapat proposal khusus dari Indonesia tentang dukungan untuk restorasi Candi Prambanan. Masalah itu sedang dipertimbangkan dengan sangat serius, dan kami berharap dapat segera melihat tindakan atas hal itu,” papar Sandeep.
Mengenai perdagangan bilateral, India sedang meninjau Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN-India. Dalam hal ini, ada juga pernyataan minat dari Indonesia dan India untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan bilateral.
Pasalnya, India adalah mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia, yang tahun lalu melampaui nilai US$ 30 miliar. India memiliki defisit perdagangan dengan Indonesia sekitar US$ 17 miliar.
“Jadi kami sangat tertarik untuk melihat kemudahan berbisnis di Indonesia, hambatan nontarif, dan hambatan perdagangan lainnya dihilangkan,” tegas Sadeep.
Pemerintah India merasa terdorong oleh pernyataan Presiden Prabowo baru-baru ini, yang mengaku akan menghapus kuota, lisensi, dan hambatan nontarif lainnya. Oleh karena itu, India menantikan sekaligus mengamati dengan saksama, negosiasi antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Baca Juga
India Jadi Pembeli Utama, Emmsons Group Siap Perluas Investasi Batubara di Indonesia
Sebab, salah satu tuntutan AS mirip dengan tuntutan India. Jika hambatan dagang tersebut dihilangkan untuk satu negara, maka hambatan tersebut akan dihapus untuk semua negara. Hal yang sama diharap turut diberlakukan untuk India.
“Jadi kami sangat optimistis dan kami menantikan kunjungan Menteri Koordinator Perekonomian ke India bulan depan. Banyak hal yang terjadi di koridor India-Indonesia, tentu saja dengan kunjungan delegasi parlemen, kami menemukan banyak dukungan untuk India, dan kami berharap dapat memperdalam kerja sama parlemen dan juga kerja sama kontra terorisme dengan Indonesia,” pungkasnya.

