Menperin Dorong Industri Mamin Gandeng Mitra Internasional
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan perlu adanya peningkatan pengembangan industri makanan dan minuman (mamin) agar semakin inovatif dan berdaya saing global. Apalagi, selama ini industri mamin salah satu penopang perekonomian nasional.
“Industri makanan dan minuman telah menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas, dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penciptaan lapangan kerja,” ucap Agus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/6/2025).
Berdasarkan data Kemenperin, triwulan III-2024, industri mamin menunjukkan kinerja yang gemilang dengan tumbuh sebesar 5,82%. Capaian ini melampaui pertumbuhan PDB nasional yang tercatat sebesar 4,95%.
Kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB industri pengolahan nonmigas juga cukup signfikan, dengan mencapai 40,17%, yang menandakan peran vitalnya dalam struktur ekonomi nasional.
"Realisasi investasi industri mamin pada triwulan III-2024 mencapai Rp 30,23 triliun, meningkat 28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara itu, industri mamin ikut memberikan kontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja, dengan menyerap sekitar 3,6 juta orang melalui 1,7 juta unit usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang makanan dan minuman.
Namun secara umum, di sektor industri agro secara keseluruhan, yang mencakup industri mamin, telah menyerap tenaga kerja hingga 9,37 juta orang sepanjang 2024.
Guna memperkuat daya saing industri mamin dalam negeri di tengah persaingan global, Kemenperin turut aktif mendukung pelaku industri nasional untuk menjalin kerja sama dengan mitra internasional. Langkah ini bertujuan untuk transfer teknologi dan pengetahuan serta perluasan ekspansi pasar ekspor.
"Kemitraan internasional menjadi kunci untuk mendorong inovasi, meningkatkan mutu produk, dan memperluas jangkauan ekspor industri makanan dan minuman kita. Kami akan terus memfasilitasi dan mendukung kolaborasi ini,” ungkap Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
Salah satu contoh kerja sama internasional yang baru saja terwujud di sektor industri mamin, yakni antara PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS) dengan Tarami Corporation dari Jepang. PT NPS merupakan anak perusahaan dari PT Niramas Utama (NU), produsen produk makanan dan minuman dengan merek dagang INACO.
Sedangkan, Tarami Corporation merupakan produsen jeli buah nomor satu di Jepang yang berbasis di Nagasaki dan merupakan bagian dari DyDo Group Holdings, Inc.
Melalui kerja sama ini, NPS memproduksi jeli buah dalam kemasan cup dengan standar tinggi setara dengan standar produksi di Jepang melalui Japan Quality Line, sebuah lini produksi khusus yang menjamin keamanan, kualitas, dan kelezatan produk yang setara dengan produk yang dihasilkan di Nagasaki, Jepang.
Menperin Agus berharap kerja sama itu dapat meningkatkan citra produk Indonesia di pasar global, terutama di segmen makanan halal. Selain itu, ia juga menginginkan semakin banyak industri nasional yang mampu menjadi bagian dari rantai pasok halal global.
"Selanjutnya, mengingat Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, kita harus mampu menjadi produsen halal terbesar, sebagai upaya mencapai target pertumbuhan 8%,” pungkas Agus Gumiwang.

