Bagikan

PMI Manufaktur Mei 2025 Anjlok, Kemenperin Bongkar Penyebab Lesunya Pesanan Baru  

 

JAKARTA, investortrust.id Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Mei 2025 masih berada dalam fase kontraksi pada level 47,4. Namun demikian, angka tersebut meningkat dibanding bulan April yang pada level 46,7.

 

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief menyebutkan, hasil survei yang dikeluarkan oleh Standard and Poor's Global Ratings (S&P Global) tersebut menunjukkan bahwa terjadinya penurunan pada pesanan baru di bulan Mei 2025.

 

"Penurunan pesanan ini mengaitkan, karena lesunya permintaan pasar, termasuk yang ingin menembus pasar eskpor, khususnya ke Amerika Serikat akibat dampak tarif Trump,” ucap Febri dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6/2025).

 

Baca Juga

Nilai Ekspor Kumulatif Mengalami Kenaikan Secara Periodik, Tumbuh 6,65%

 

Ia menjelaskan, pengiriman ekspor juga mengalami kendala karena sulit mendapatkan kapal sebagai alat angkut logistik dan pengaruh cuaca buruk. Bahkan, perlambatan kinerja industri manufaktur juga karena volume produksi yang anjlok, salah satunya akibat harga bahan baku yang terus naik. 

 

"Ini yang membuat industri kita tidak berdaya saing dengan kompetitor, karena harga jual dari kompetitor juga tidak naik, terjadilah efisiensi,” ungkap Febri.

 

Namun demikian, S&P Global melaporkan, para pelaku industri masih percaya diri (PD) di tengah masa sulit ini dan mereka menilai kondisi ini akan berlalu secepatnya dan kinerja industri kembali bertumbuh. 

 

Baca Juga

OJK Ungkap 565 Emiten Sukses Cetak Laba di Kuartal I-2025, Tiga Sektor Ini Mendominasi  

 

Kepercayaan diri para pelaku industri ini terlihat dari upaya mereka yang masih berkomitmen untuk menambah jumlah tenaga kerja. Bahkan, peningkatan jumlah tenaga kerja ini telah terjadi selama enam bulan belakangan untuk menyiapkan kondisi permintaan yang akan kembali pulih.

 

Selain Indonesia, negara yang juga mengalami kontraksi pada Mei 2025, yakni PMI manufaktur Vietnam (49,8), Prancis (49,5), Jepang (49,0), Jerman (48,8), Taiwan (48,6), Korea Selatan (47,7), Myanmar (47,6), dan Inggris (45,1).

The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024