Menko Airlangga Sebut Perang Dagang Bikin PMI Manufaktur Indonesia Turun, tapi...
JAKARTA, investortrust.id – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami penurunan akibat perang dagang. Namun, proyeksi perdagangan Indonesia tetap positif.
“Jadi, dunia perdagangan kan shrinking, pertumbuhan Amerika juga negatif,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Meski demikian, menurut Airlangga, proyeksi perdagangan tetap positif karena kawasan regional relatif aman. Pemerintah juga akan mendorong perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif RI-Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) segera direalisasikan.
“Karena memang sudah waktunya untuk mendiversifikasi pasar ekspor,” jelas dia.
Baca Juga
Prabowo Belum Terbitkan Keppres Pembentukan Satgas Tarif Trump dan Satgas PHK
Airlangga mengungkapkan, perang dagang antara AS dan China akan berdampak pada penyediaan bahan baku manufaktur di Indonesia. Salah satu langkah untuk mengantisipasi hal ini yaitu deregulasi. “Deregulasi akan berjalan,” ujar dia.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan S&P Global, PMI Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi pada April 2025 ke level 46,7 atau di bawah batas level ekspansi (50), dibanding bulan sebelumnya di posisi 52,4.
Baca Juga
Indeks Kepercayaan Industri Turun ke Level 51,90 usai Trump Umumkan Tarif Impor
Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti mengemukakan, industri manufaktur memasuki kuartal II-2025 dengan catatan kurang sedap. Kontraksi pertama dalam lima bulan ini menandai penurunan tajam terkait penjualan dan produksi sejak Agustus 2021.
Baca Juga
Ekonomi AS Kuartal I-2025 Susut 0,3%, Ketidakpastian Tarif Trump Bayangi Aktivitas Bisnis
Merespons kondisi ini, kata Bhatti, perusahaan mengurangi pembelian dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Stok material dan barang jadi juga dikurangi.
“Perusahaan mengalihkan kapasitas untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan akibat tidak adanya penjualan. Kondisi ini tampaknya akan berlanjut beberapa bulan mendatang,” kata dia.

