main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

PMI Manufaktur Kontraksi Lagi Gara-gara Permintaan Baru Merosot

 

 

JAKARTA, investortrust.id - Sektor manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Standard and Poor's Global Ratings (S&P Global), Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia pada Mei 2025 masih di bawah 50, yakni 47,4.

 

Berdasarkan data yang dikeluarkan tersebut, industri pengolahan nonmigas Indonesia mengalami kontraksi atau tetap berada di bawah 50 selama dua bulan berturut-turut. Pasalnya, pada April 2025, PMI Manufaktur Indonesia adalah 46,7.

 

Dalam survei yang dilakukan juga ditemukan bahwa output dan permintaan baru terus turun dengan penurunan Mei yang semakin cepat dibandingkan bulan April. Ekspor juga terus turun pada Mei, sementara kondisi permintaan yang tidak bergerak mendorong perusahaan menahan pembelian dan menyesuaikan inventaris.

 

"Ekonomi sektor manufaktur Indonesia menurun pada tingkat sedang pada bulan Mei. Penurunan terkuat pada permintaan baru dalam waktu hampir empat tahun menyebabkan penurunan solid pada volume produksi," ucap Ekonom S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/6/2025).

 

Baca Juga

PMI Manufaktur RI Kontraksi ke Level 46,7, Pelaku Usaha Ingin Kebijakan Pro-Industri

 

Kendati demikian, ia mengungkapkan, perusahaan yakin periode penurunan ini akan berlalu, sementara kepercayaan diri terkait perkiraan 12 bulan output juga menguat.

 

"Sementara itu, beberapa produsen berupaya menawarkan diskon untuk menaikkan penjualan, menyebabkan kenaikan kecil pada biaya," terangnya.

 

Dari segi harga, inflasi biaya naik tajam pada bulan Mei, dan menguat untuk pertama kali dalam tiga bulan. Panelis mencatat kenaikan harga bahan baku menyeluruh menyebabkan kenaikan beban biaya. Akan tetapi, perusahaan berupaya menyerap biaya-biaya ini dan bahkan menawarkan diskon sebagai upaya merangsang permintaan.

 

"Akibatnya, harga output naik pada tingkat rendah, yang merupakan tingkat inflasi biaya terendah dalam delapan bulan ekspansi," paparnya.

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • PMI Manufaktur Kontraksi Lagi Gara-gara Permintaan Baru Merosot

        02/06/2025, 03.43 WIB
      • PMI Manufaktur RI Kontraksi ke Level 46,7, Pelaku Usaha Ingin Kebijakan Pro-Industri

        02/05/2025, 16.20 WIB
      • PMI Manufaktur Kontraksi, tetapi Perusahaan Justru "Pede" Bangun Pabrik, Ini Alasannya

        03/06/2025, 05.34 WIB
      • PMI Manufaktur Mei 2025 Anjlok, Kemenperin Bongkar Penyebab Lesunya Pesanan Baru  

        02/06/2025, 08.04 WIB
      • Menko Airlangga Sebut Perang Dagang Bikin PMI Manufaktur Indonesia Turun, tapi...

        02/05/2025, 11.01 WIB