Indonesia-Prancis Tanda Tangani 21 Kesepakatan Strategis, Salah Satunya di Bidang Mineral Kritis
JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah Indonesia dan Prancis menjalin 21 kesepakatan strategis, salah satunya di bidang mineral kritis dan logam. Kesepakatan ini sejalan dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu hilirisasi.
Penandatanganan kesepakatan tersebut disaksikan langsung Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mewakili Indonesia untuk menandatangani dokumen kerja sama di bidang mineral kritis dan logam. Penandatanganan ini sekaligus menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Baca Juga
“Salah satu kesepakatan tersebut adalah kerja sama di bidang mineral kritis dan logam, yang saya tandatangani bersama Menteri Ekonomi, Keuangan, serta Kedaulatan Industri dan Digital Prancis,” kata Bahlil dalam unggahan di Instagram, dikutip Sabtu (31/5/2025).
Berdasarkan informasiKementerian ESDM (2022), logam kritis yang dimiliki Indonesia di antaranya nikel, kobalt, litium, timah, tembaga, bauksit, dan elemen tanah jarang (rare earth elements/REE).
Bahlil menerangkan, kesepakatan ini sejalan dengan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo, yaitu hilirisasi. Kerja sama dengan Pemerintah Prancis ini diharapkan juga dapat mendukung transisi energi yang berkelanjutan.
“Kesepakatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat hilirisasi sumber daya alam nasional dan mendukung transisi energi berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan,” ujar dia.
Sebelum ini, menurut Bahlil, Kementerian ESDM juga telah menjalin kerja sama dengan Northern Territory (NT) Australia untuk mempromosikan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kerja sama ini berfokus pada rantai pasok mineral kritis dan strategis.
Wakil Menteri Luar Negeri, Arie Havas Oegroseno berharap kerja sama ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok mineral global, sekaligus mendukung upaya NT Australia untuk mendiversifikasi pasokan mineralnya.
Baca Juga
26 Kerja sama Bisnis Indonesia-Prancis Tergurat, US$ 11 Miliar Siap Mengalir ke Indonesia
Menurut dia, diversifikasi kemitraan sangat penting, tidak hanya dengan negara, tetapi juga dengan negara bagian yang memiliki kapasitas signifikan dalam industri mineral kritis.
"Nota Kesepahaman ESDM dengan NT Australia ini dapat menjadi model bagi pemerintah Indonesia untuk melihat berbagai negara bagian penting dan strategis di Australia untuk bekerja sama," tutur Arie.

