main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

Pengamat: Premanisme Bikin Ekonomi Biaya Tinggi, Satgas Harus Tepat Sasaran

 

 

JAKARTA, investortrust.id - Pengamat Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, menyoroti seriusnya dampak premanisme terhadap iklim investasi di Indonesia. Menurutnya, aksi preman dan pungli justru menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi biaya tinggi.

 

Huda menegaskan bahwa biaya investasi di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh suku bunga, tetapi juga oleh maraknya praktik pungutan liar. Baik pungli dari preman maupun oknum pejabat, kata dia, menambah beban biaya yang seharusnya tidak ada.

 

“Segala bentuk pungli, baik yang dilakukan oleh preman ataupun pejabat, merupakan cost bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia. Biaya tersebut merupakan biaya yang seharusnya tidak ada, tapi dikeluarkan karena sebagai biaya perizinan tidak resmi,” tegas Huda saat dihubungi investortrust.id, Senin (12/5/2025).

 

Ia menjelaskan, tingginya biaya tersebut menyebabkan rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia lebih tinggi dari negara tetangga. Artinya, untuk menghasilkan Rp 1 PDB, investor harus mengeluarkan dana lebih besar dibanding negara lain di Asia Tenggara.

 

Baca Juga

Pemerintah akan Lakukan Deregulasi, Tekan ICOR  

 

Menurut Huda, kondisi ini membuat perekonomian nasional menjadi tidak efisien. Banyak investor akhirnya batal menanamkan modal karena terganjal persoalan premanisme yang dibiarkan.

 

“Ekonomi Indonesia menjadi tidak efisien. Akhirnya, banyak investor yang putar balik ketika ingin investasi di Indonesia ketika premanisme ini dibiarkan,” ujarnya.

 

Ekonom itu pun turut menyoroti pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Terpadu Penanganan Premanisme dan Ormas Meresahkan oleh pemerintah. Ia menekankan bahwa pembentukan satgas harus berdasarkan kebutuhan nyata, bukan sekadar simbol.

 

“Yang pasti, pembentukan satgas (apapun) harus berdasarkan kebutuhan. Apakah saat ini butuh satgas ketika ada perwakilan pemerintah hingga ke satuan unit desa?” kata Huda.

 

Huda juga mewanti-wanti agar Satgas Antipremanisme tidak malah menjadi masalah baru. “Jangan sampai satgas yang baru dibentuk malah menjadi ‘preman’ baru,” tandasnya. (C-13)

BERITA TERKAIT

  • Pengamat: Premanisme Bikin Ekonomi Biaya Tinggi, Satgas Harus Tepat Sasaran

    12/05/2025, 10.48 WIB
  • 45% Bansos Tidak Tepat Sasaran, 1,9 Juta KPM Dicoret dari Daftar Penerima Manfaat

    03/06/2025, 01.24 WIB
  • Prabowo Belum Terbitkan Keppres Pembentukan Satgas Tarif Trump dan Satgas PHK 

    30/04/2025, 04.07 WIB
  • Basmi Premanisme, Ombudsman Sarankan Optimalkan Fungsi Ketertiban Umum Ketimbang Bentuk Satgas

    12/05/2025, 13.31 WIB
  • Satgas Anti-Premanisme Dibentuk, Preman Berkedok Ormas Siap-siap Kena Sapu

    08/05/2025, 08.10 WIB

ARTIKEL POPULER