Dituding Dapat 50% dari Pengamanan Situs Judol, Budi Arie: Gusti Allah Mboten Sare
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyampaikan respons atas tudingan yang menyebutnya mendapat jatah 50% dari hasil pengamanan situs judi online (judol) yang dilakukan sejumlah pegawai di Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) atau saat ini bernama Kemenkomdigi. Mantan Menteri Kominfo itu menegaskan Tuhan tidak tidur atas narasi jahat yang dituduhkan kepadanya.
"Nanti aja, itu tenggelam. Gusti Allah mboten sare, Tuhan tidak tidur," tegas Budi Arie saat dikonfirmasi seusai audiensi dengan pimpinan KPK di Gedung Merah Putih, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Baca Juga
Presiden Prabowo Minta Aliran Dana Judol Ditelusuri, Ini Respons Kemenkomdigi
Budi Arie menegaskan, tudingan yang diarahkan kepadanya merupakan lagu lama, tetapi kaset rusak.
"Lagu lama kaset rusak," tegasnya.
Budi Arie menjadi sorotan belakangan ini setelah namanya mencuat dalam surat dakwaan perkara pengamanan judol. Dalam surat dakwaan yang dibacakan jaksa dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/5/2025) itu, Budi Arie disebut meminta terdakwa Zulkarnaen Apriliantony untuk merekrut orang yang akan bertugas mengumpulkan data situs judol. Budi Arie pun disebut mendapat jatah 50% dari uang hasil pengamanan situs judol agar tidak diblokir Kemenkominfo.
Namun, dalam persidangan hari ini, Rabu (21/5/2025), Zulkarnaen Apriliantony membantah keterlibatan Budi Arie Setiadi. Zulkarnaen menegaskan, Budi Arie tidak menerima aliran dana dari hasil melindungi situs judol agar tidak diblokir Kemenkominfo.
"Ini saya ingin meluruskan, supaya di media juga jangan aneh-aneh nih. Pak Budi Arie tidak menerima apapun dari perjudian," kata Apriliantony atau Tony dalam sidang pemeriksaan saksi di PN Jaksel seperti dikutip dari Antara.
Tony mengatakan hal itu untuk menanggapi keterangan sejumlah saksi yang dihadirkan dalam persidangan tersebut. Tony menegaskan bukan pihak yang mengumpulkan uang dari setoran-setoran hasil penjagaan situs judol itu.
"Saya bukan pengumpul uang di sini, saya penerima uang di sini," ujarnya.
Untuk itu, Tony menegaskan Budi Arie tidak tahu menahu kasus tersebut. Tony juga menyatakan kesiapannya bertanggung jawab dunia akhirat atas pernyataannya tersebut.
"Dan dia (Budi Arie) tidak tahu sama sekali. Dia tidak tahu sama sekali. Jadi kita jalankan ini, dia tidak tahu sama sekali. Saya bisa pertanggungjawabkan dunia akhirat," tegasnya.
Baca Juga
Budi Arie Sambangi KPK, Bahas Integritas Koperasi Merah Putih
Sebelumnya, Budi Arie telah membantah narasi yang menyebutnya mendapat jatah 50% uang hasil pengamanan situs judol. Menurutnya, tudingan tersebut merupakan narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat pribadinya.
"Itu adalah narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat saya pribadi. Itu sama sekali tidak benar," kata Budi Arie dalam keterangannya, Senin (19/5/2025).
Budi Arie mengatakan, publik mesti jernih melihat narasi jahat ini agar tidak terjebak dalam pemahaman yang salah. Narasi alokasi 50% uang dari hasil perlindungan situs judi online itu merupakan kongkalikong di antara para tersangka, bukan inisiatif atau permintaan Budi Arie.
"Jadi, itu omon-omon mereka saja bahwa Pak Menteri nanti dikasih jatah 50%. Saya tidak tahu ada kesepakatan itu. Mereka juga tidak pernah memberi tahu. Apalagi aliran dana. Faktanya tidak ada. Justru ketika itu saya malah menggencarkan pemberantasan situs judol. Boleh dicek jejak digitalnya," tegasnya.
Budi Arie menegaskan kesiapannya membuktikan dirinya sama sekali tidak terlibat di dalam praktik perlindungan situs judol itu di proses hukum. Dikatakan, terdapat tiga poin penting yang dapat membuktikan dirinya sama sekali tidak terlibat dalam perlindungan situs judi online seperti narasi yang beredar.
"Intinya, pertama mereka (para tersangka) tidak pernah bilang ke saya akan memberi 50%. Mereka tidak akan berani bilang, karena akan langsung saya proses hukum. Jadi sekali lagi, itu omongan mereka saja, jual nama menteri supaya jualannya laku," kata Budi Arie sembari tertawa.
Kedua, Budi Arie tidak tahu menahu praktik jahat yang dilakukan mantan anak buahnya itu. Ia baru mengetahui setelah kasus itu diselidiki kepolisian dan terungkap ke masyarakat.
"Ketiga, tidak ada aliran dana dari mereka ke saya. Ini yang paling penting. Bagi saya, itu sudah sangat membuktikan," ujar Budi Arie.
Budi Arie berharap publik dapat melihat kasus ini secara jernih agar tidak larut di dalam narasi jahat yang menyerang pribadinya. Budi Arie juga berharap penegak hukum bekerja dengan lurus dan profesional sehingga mampu menuntaskan perkara itu.

